Dalam postingan ini akan dibahas tentang konsep dasar sistem, informasi, dan sistem teknologi informasi. Artikel ini membahas bagian ke 1 tentang konsep dasar, untuk pemahaman lebih lanjut akan dijelaskan berikut.
1. Pendahuluan
Artikel ini juga akan membahas komponen dari sistem informasi. Beberapa penulis memberikan komponen-komponen dari sistem informasi berbeda-beda dan tidak mempunyai dasar konsep yang jelas mengapa komponen-komponennya harus seperti itu. Komponen-komponen dari sistem informasi tidak boleh kurang, karena jika komponennya kurang, maka sistem informasi tersebut tidak akan mencapai tujuannya. Komponen-komponen dari sistem informasi juga tidak boleh berlebihan, karena akan tidak terpakai dan memboroskan. Oleh karena itu, komponen-komponen dari sistem informasi harus tepat jumlah dan macamnya. Artikel ini akan menjelaskan komponen-komponen yang dibutuhkan oleh sistem informasi untuk mencapai tujuan dari sistem informasi tersebut.
2. Konsep Dasar Sistem
Manusia hidup didunia yang penuh dengan sistem. Lihat disekeliling
anda, maka apa yang anda lihat sebenarnya adalah kumpulan dari
sistem-sistem. Misalnya adalah sistem penerimaan mahasiswa baru, sistem
perkuliahan, sistem perguruan tinggi, sistem perekonomian, sistem
bisnis, sistem peredaran bumi, sistem transportasi dan lain sebagainya.
Lihat juga diri kita sendiri, maka apa yang kita miliki juga merupakan
kumpulan dari sistem-sistem, misalnya sistem pencernaan makanan, sistem
pernapasan, sistem peredaran darah dan lain sebagainya. Demikian juga
dengan sistem informasi yang juga merupakan suatu sistem. Oleh karena
itu, pemahaman suatu sistem terlebih dahulu akan sangat membantu di
dalam pemahaman sistem informasi.
Sistem (system) dapat
didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan
komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai
kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Contoh
sistem yang di definisikan dengan pendekatan prosedur ini adalah sistem
akuntansi. Sistem ini didefinisikan sebagai kumpulan dari
prosedur-prosedur penerimaan kas, pengeluaran kas, penjualan, pembelian
dan buku besar.
Dengan pendekatan komponen, sistem
dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk
mencapai tujuan tertentu. Contoh sistem yang didefinisikan dengan
pendekatan ini misalnya adalah sistem komputer yang di definisikan
sebagai kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak.
Kedua
pendekatan ini adalah benar. Tidak ada pendekatan yang salah, beberapa
ahli memilih salahsatu dari pendekatan ini untuk memudahkan
menggambarkan sebuah sistem. Untuk sistem yang lebih menekankan pada
prosesnya, pendekatan prosedur akan lebih mengena untuk menggambarkan
sistem tersebut. Untuk sistem yang fisiknya lebih terlihat, pendekatan
komponen akan lebih jelas digunakan untuk menggambarkan sistemnya.
Sebagai
ilustrasi misalnya adalah sebuah mobil. Untuk menggambarkan dan
menjelaskan mobil kepada orang yang belum pernah melihat dan
mengenalnya, pendekatan komponen mungkin akan lebih mengena. Jika
dijelaskan dengan pendekatan prosedur, maka suatu mobil sebagai suatu
sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur
seperti misalnya membuka pintunya, angkat kaki kiri masuk ke dalam
mobil, kemudian angkat kaki kanan untuk masuk ke dalam mobil sehingga
dapat duduk dibelakang kemudi, menghidupkan mesin, memasukkan gigi
persneling dan menjalankan. Jika dijelaskan dengan pendekatan komponen,
maka suatu mobil dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari
komponen-komponen kerangka mobil, bodi mobil, tempat duduk, dashboard,
mesin, kemudi dan empat rodanya yang bekerja bersama-sama membentuk satu
kesatuan untuk mencapai tujuannya, yaitu membawa penumpang dari satu
tempat ke tempat yang lain dengan aman dan nyaman.
Dari
kedua definisi diatas, maka orang yang belum pernah melihat mobil akan
lebih mudah membayangkan seperti apa mobil itu melalui pendekatan
komponen dibandikan melalui pendekatan prosedur. Sebagai pembuktiannya,
untuk mengetes apakah orang tersebut sudah dapat membayangkan seperti
apa mobil itu, orang tersebut dapat diminta untuk membuatkan miniatur
mobil seperti apa yang sudah dipahaminya. Jika dia memahami
komponen-komponennya, maka orang tersebut akan lebih mudah membuat
miniatur mobil dengan membuat masing-masing komponennya dan merangkainya
bersama-sama untuk membentuk suatu mobil. Jika yang dipahaminya adalah
prosedurnya, maka akan sangat sulit bagi orang tersebut untuk membuat
miniatur mobil tersebut, karena tidak mudah untuk merancang "angkat kaki
kiri masuk ke dalam mobil, kemudian angkat kaki kanan untuk masuk ke
dalam mobil sehingga dapat duduk di belakang kemudi" menjadi suatu
miniatur mobil.
Dari ilustrasi diatas, maka suatu
sistem seperti sistem informasi akan lebih mudah dipahami dan dirancang
jika didekati dengan pendekatan komponen. Pendekatan komponen merupakan
pendekatan yang relatip baik digunakan untuk menjelaskan suatu sistem
informasi. Akan tetapi penggunaan pendekatan komponen ini mempunyai
kelemahan. Kelemahan utama penggunaan pendekatan ini adalah jika
komponen-komponen dari sistem tidak dapat diidentifikasi dengan jelas.
Satu komponen saja tidak teridentifikasi, maka akan gagal untuk
menggambarkan sistem itu dengan baik dan sistem tersebut tidak akan
dapat mencapai tujuannya.
3. Tujuan Sistem Informasi
Tujuan
dari Sistem Informasi Adalah menghasilkan informasi. Informasi
(information) adalah data yang di olah menjadi bentuk yang berguna bagi
para pemakainya. Misalnya seorang asing dari luar negeri membutuhkan
informasi tentang temperatur dari suatu ruangan dan menanyakannya kepada
anda. Dari termostat yang ada menunjukkan bahwa temperatur ruangannya
adalah sebesar 200C. Anda mengatakan kepadanya bahwa temperaturnya
adalah 20 Derajad Celcius. Akan tetapi dia mengatakan itu bukan sebagai
informasi untuknya, karena dia tidak tahu berapa 200C tersebut. Nilai
200C ini masih merupakan data bagi dia dan perlu diolah terlebih dahulu
untuk menjadi informasi. Dengan menggunakan model matematis, yaitu F =
1,8 x C + 32, maka besarnya temperatur ruangan tersebut dalah Fahrenheit
adalah sebesar 1,8 x 20 + 32 = 680F. Nilai ini sekarang sudah merupakan
informasi bagi dia, karena nilai ini merupakan nilai yang dipahaminya
dan berguna untuknya.
Data yang diolah saja tidak cukup
dapat dikatakan sebagai suatu informasi. Misalnya kemudian, teman anda
menanyakan kembali temperatur ruangan tersebut. Anda menjawab bahwa
temperaturnya adalah 680F. Dia mengatakan bahwa itu bukan informasi bagi
dia, karena dia tidak mengerti satuan Fahrenheit. Anda mendesak bahwa
itu sudah merupakan suatu informasi, karena anda berargumentasi bahwa
nilai itu merupakan data, yaitu 200C, yang telah diolah sebelumnya
dengan menggunakan model matematis F = 1,8 x C + 32. Walaupun nilai 680F
merupakan hasil dari pengolahan data, tetapi tidak berguna bagi teman
anda yang hanya faham dengan satuan Celcius. Nilai dalam fahrenheit
tersebut harus diolah kembali menjadi nilai Celcius. Oleh karena itu,
data yang diolah saja belum tentu cukup menjadi suatu informasi. Untuk
menjadi suatu informasi, maka data yang diolah tersebut harus berguna
bagi pemakainya.
Untuk dapat berguna, maka informasi
harus didukung oleh tiga pilar sebagi berikut : taat kepada orangnya
atau relevan(relevance), tepat waktu(timeliness) dan tepat nilainya atau
akurat(accurate). Keluaran yang tidak didukung oleh ketiga pilar ini
tidak dapat dikatakan sebagai informasi yang berguna, tetapi merupakan
sampah (garbage).