Thursday, January 30, 2014

Membuat Trigger di MySQL

Dalam pembahasan kali ini saya akan menjelaskan tentang pembuatan trigger di mysql, sama seperti pembahasan sebelumnya pembahasannya dibagi dalam 4 poin berikut :
1 Pendahuluan  
2 Pembuatan Trigger
3 Referensi "Old" dan "New"
4 Contoh penggunaan : Trigger after delete 
5 Sumber Referensi 

Untuk pembahasan lebih  jelasnya, saya lampirkan materi beserta contohnya. silahkan download materi tentang pembuatan trigger di MySQL berikut ini :

Membuat Trigger di MySQL 

Sekian postingan tentang trigger, semoga bisa bermanfaat dan memberi pemahaman tentang fungsi kegunaan trigger.

Share:

Tuesday, January 28, 2014

Membuat Stored Procedure di MySQL

Dalam pembahasan kali ini saya akan menjelaskan tentang stored procedur di mysql, untuk pembahasannya dibagi dalam 4 poin berikut :
 
1 Pendahuluan  
2 Pembuatan Stored Procedure  
3 Contoh Penggunaan  
4 Sumber Referensi 

Untuk pembahasan lebih  jelasnya, saya lampirkan materi beserta contohnya. silahkan download materi tentang pembuatan stored procedure di MySQL berikut ini :

Membuat SP di MySQL

Semoga materi tentang Stored Procedure diatas bisa bermanfaat bagi para pembaca.
Terima kasih atas kunjungannya di blog ini.



Share:

Sunday, January 26, 2014

Apa itu Basis Data

Seringkali kita mendengar tentang kata basis data, bahkan hampir setiap haripun tanpa disadari kita sering menggunakannya.

Berikut postingan dibawah ini menjelaskan tentang penjelasan apa itu basis data dan penjelasan tentang konsep dasar basis data itu sendiri.
Selamat membaca, semoga bermanfaat.

Basis data (database) dapat dibayangkan sebagai sebuah lemari arsip. Jika kita memiliki sebuah lemari arsip dan bertugas untuk mengelolanya, maka kemungkinan besar kita akan melakukan hal-hal seperti : memberi map pada kumpulan arsip yang akan disimpan, menentukan kelompok arsip, memberi penomoran dengan pola tertentu yang nilainya unik pada setiap map, lalu menempatkan arsip-arsip tersebut dengan urutan tertentu didalam lemari. Kalaupun hal-hal tersebut tidak seluruhnya dilakukan, paling tidak, semua lemari arsip menerapkan suatu aturan tertentu tentang bagaimana keseluruhan arsip-arsip tadi disusun. Yang paling sederhana, tentu menyusun arsip-arsip tadi sesuai kedatangannya (kronologisnya) dan tanpa pengelompokan. Hampir tidak akan pernah kita jumpai adanya lemari arsip yang tidak memiliki aturan dalam penyusunan arsip-arsip di dalamnya.

Bahkan untuk sebuah lemari buku atau baju pun, secara alamiah, kita seringkali menerapkan suatu aturan tertentu dalam menyusun buku-buku atau baju-baju itu di dalam sebuah lemari.

Upaya penyusunan ini memang baru kita lakukan jika kita rasakan, bahwa buku atau baju tersebut sudah cukup banyak.

Mengapa hal-hal itu kita lakukan? jawabannya sederhana yaitu kita berharap agar pada suatu nanti, sewaktu kita bermaksud untuk mencari dan mengambil kembali arsip atau buku atau baju dari lemari masing-masing, kita dapat melakukannya dengan mudah dan cepat.
Dan itulah pula yang menjadi alasan awal tentang perlunya basis data.

Definisi

Basis Data terdiri atas 2 kata, yaitu Basis dan Data. Basis kurang lebih dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang/berkumpul. Sedangkan Data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai,siswa,pembeli,pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya, yang diwujudkan dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya.

Sebagai suatu kesatuan istilah, basis data (database) sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang berikut seperti :

  • Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.
  • Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redundansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
  • Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis. Untuk selanjutnya didalam artikel ini, akan menggunakan istilah tabel (Table), sebagai komponen utama pembangunan basis data.

Basis data dan lemari arsip sesungguhnya memiliki prinsip kerja dan tujuan yang sama. Prinsip utamanya adalah pengaturan data/arsip, dan tujuan utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali data/arsip. Perbedaannya hanya terletak pada media penyimpanan yang digunakan. Jika lemari arsip menggunakan lemari dari besi atau kayu sebagai media peyimpanan, maka basis data menggunakan media penyimpanan elektronis seperti cakram magnetis (magnetic disk atau disingkat sebagai disk saka). Hal ini merupakan konsekuensi yang logis, karena lemari arsip langsung dikelola oleh manusia, sementara basis data dikelola melalui perantara mesin pintar elektronis (yang kita kenal sebagai komputer). Perbedaan media ini yang selanjutnya melahirkan perbedaan-perbedaan lain yang menyangkut jumlah dan jenis mode yang dapat digunakan dalam upaya peyimpanan.



Gambar Lemari Arsip dan Basis Data

Satu hal yang juga harus diperhatikan, bahwa basis data bukan hanya sekedar penyimpanan data secara elektronis (dengan bantuan komputer). Artinya, tidak semua bentuk penyimpanan data secara elektronis bisa disebut basis data. Kita dapat menyimpan dokumen berisi data dalam file teks (dengan program pengolah kata), file spread sheet, dan lain-lain, tetapi tidak bisa disebut sebagai basis data. Hal ini, karena di dalamnya tidak ada pemilahan dan pengelompokkan data sesuai jenis data. Kelak ketika file-file tersebut sudah banyak, maka situasi ini tentu akan menyulitkan pencarian data tertentu. Yang sangat ditonjolkan dalam basis data adalah pengaturan, pemilahan, pengelompokkan, pengorganisasian data yang akan kita simpan sesuai fungsi/jenisnya. Pemilahan, pengelompokkan, pengorganisasian ini dapat berbentuk sejumlah tabel terpisah atau dalam bentuk pendefinisian kolom-kolom (field) data dalam setiap tabel.

Artikel diatas sedikit menjelaskan tentang pengertian konsep basis data, ternyata basis data itu sangat diperlukan untuk penyimpanan data supaya data bisa mudah di kelompokkan, di pilah, dan diatur sesuai dengan kebutuhan kita.
Share:

Friday, January 24, 2014

Perancangan Sistem Basis Data Inventory Furniture Bagian 2

Postingan ini membahas lanjutan tentang Perancangan Sistem Basis Data Inventory Furniture Bagian 1. Untuk pembahasannya, pada artikel ini dijelaskan tentang pembuatan ER-Diagram Versi Yourdon dengan menggunakan Software Power Designer 6, dan membahas tentang normalisasi tabel.
Berikut dibawah ini penjelasan lebih lengkap dijelaskan pada bagian 2.  

Perancangan Basis Data Fisik
(Hasil Generate Power Designer Data Architect)


Penjelasan :
  • Primary key antara Stok Barang dengan Penjualan yang digunakan Kode Barang, karena dalam relasinya Stok Barang ke Penjualan menggunakan relasi one to many.  
  • Primary key antara Penjualan dengan Barang Keluar yang digunakan Kode Penjualan, karena dalam relasinya Penjualan ke Barang Keluar menggunakan relasi many to one.  
  • Primary key antara Stok Barang dengan Pembelian yang digunakan Kode Barang, karena dalam relasinya Stok Barang ke Pembelian menggunakan relasi one to many.  
  • Primary key antara Pembelian dengan Barang Masuk yang digunakan Kode Pembelian, karena dalam relasinya Pembelian ke Barang Masuk menggunakan relasi many to one.

Normalisasi  
Normalisasi merupakan suatu proses untuk mendapatkan struktur tabel atau relasi yang efisien dan bebas dari anomaly, dan mengacu pada cara data item dikelompokkan ke dalam struktur record, Normalisasi juga merupakan proses pembentuka struktur basis data sehingga sebagian besar kerancuhan data bisa dihilangkan.Normalisasi  Normalisasi merupakan suatu proses untuk mendapatkan struktur tabel atau relasi yang efisien dan bebas dari anomaly, dan mengacu pada cara data item dikelompokkan ke dalam struktur record, Normalisasi juga merupakan proses pembentuka struktur basis data sehingga sebagian besar kerancuan data bisa dihilangkan.


Tabel tidak terormalisasi. Bentuk tidak ternormalisasi dari kasus mengenai struk penjualan barang, adalah sebagai berikut : 


1NF - Bentuk Normal Pertama  
Pada bentuk normal pertama, setiap perpotongan baris dan kolom hanya memiliki satu nilai. Bentuk normal pertama juga tidak memperkenalkan adanya atribut bernilai banyak dan atribut komposit. 


2NF - Bentuk Normal Kedua  
Bentuk normal kedua terpenuhi jika sudah memenuhi bentuk normal pertama dan semua atribut selain primary key secara utuh memiliki memiliki keterkaitan antar atribut terhadap primary key. Jika terdapat atribut yang tidak memiliki ketergantungan terhadap primary key, maka atribut tersebut harus dipindah atau dihilangkan.


3NF - Bentuk Normal Ketiga  
Bentuk normal ketiga akan terpenuhi jika sudah memenuhi bentuk 2NF dan tidak ada atribut non primary key yang memiliki ketergantungan terhadap atribut non primary key yang lain(ketergatungan transitif).


Dalam hal ini pada tahap kedua Tabel Struk dibagi lagi menjadi tabel yang berbeda dengan primary key yang sama, namun memiliki atribut non primary key yang berbeda sesuai dengan fieldnya. 


KESIMPULAN

Dari hasil sistem yang telah kami buat tentang sistem pergudangan dalam sebuah furniture, kami menyimpulkan bahwa :
  • Proses utama dalam sistem pergudangan ini adalah proses barang masuk yaitu proses pembelian dan proses barang keluar yaitu proses penjualan. 
  • Dengan dibuatnya sistem pergudangan yang ada di furniture ini dapat mempermudah dalam mengelola data barang baik data stok barang di gudang , barang masuk dan keluar tanpa terjadi kesalahan informasi data.  
  • Dengan dibuatnya sistem pergudangan yang ada di furniture ini diharapkan tidak lagi mengalami kesalahan hitung dalam pengelolaan sistem, baik dalam proses stok barang, proses penjualan, proses barang keluar, proses pembelian, serta proses barang masuk. 

Demikian sedikit  penjelasan tentang perancangan sistem basis data inventory dengan menggunakan Power Designer, untuk mendapatkan laporan perancangan diatas secara lengkap silahkan bisa menghubungi kontributor atau penulis.
Terima Kasih, semoga bermanfaat
Share:

Konsep Dasar Sistem, Informasi, dan Sistem Teknologi Informasi Bagian 1

Dalam postingan ini akan dibahas tentang konsep dasar sistem, informasi, dan sistem teknologi informasi. Artikel ini membahas bagian ke 1 tentang konsep dasar, untuk pemahaman lebih lanjut akan dijelaskan berikut.

1. Pendahuluan

Sistem Informasi merupakan suatu sistem yang tujuannya menghasilkan informasi. Sebagai suatu sistem, untuk dapat memahami sistem informasi, akan lebih baik jika konsep dari sistem itu dipahami terlebih dahulu. Demikian juga sebagai sistem penghasil informasi, maka konsep informasi perlu dipahami terlebih dahulu. artikel ini akan membahas pemahaman konsep dasar dari sistem dan informasi.

Artikel ini juga akan membahas komponen dari sistem informasi. Beberapa penulis memberikan komponen-komponen dari sistem informasi berbeda-beda dan tidak mempunyai dasar konsep yang jelas mengapa komponen-komponennya harus seperti itu. Komponen-komponen dari sistem informasi tidak boleh kurang, karena jika komponennya kurang, maka sistem informasi tersebut tidak akan mencapai tujuannya. Komponen-komponen dari sistem informasi juga tidak boleh berlebihan, karena akan tidak terpakai dan memboroskan. Oleh karena itu, komponen-komponen dari sistem informasi harus tepat jumlah dan macamnya. Artikel ini akan menjelaskan komponen-komponen yang dibutuhkan oleh sistem informasi untuk mencapai tujuan dari sistem informasi tersebut.

2. Konsep Dasar Sistem

Manusia hidup didunia yang penuh dengan sistem. Lihat disekeliling anda, maka apa yang anda lihat sebenarnya adalah kumpulan dari sistem-sistem. Misalnya adalah sistem penerimaan mahasiswa baru, sistem perkuliahan, sistem perguruan tinggi, sistem perekonomian, sistem bisnis, sistem peredaran bumi, sistem transportasi dan lain sebagainya. Lihat juga diri kita sendiri, maka apa yang kita miliki juga merupakan kumpulan dari sistem-sistem, misalnya sistem pencernaan makanan, sistem pernapasan, sistem peredaran darah dan lain sebagainya. Demikian juga dengan sistem informasi yang juga merupakan suatu sistem. Oleh karena itu, pemahaman suatu sistem terlebih dahulu akan sangat membantu di dalam pemahaman sistem informasi.

Sistem (system) dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Contoh sistem yang di definisikan dengan pendekatan prosedur ini adalah sistem akuntansi. Sistem ini didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur penerimaan kas, pengeluaran kas, penjualan, pembelian dan buku besar.

Dengan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh sistem yang didefinisikan dengan pendekatan ini misalnya adalah sistem komputer yang di definisikan sebagai kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak.
Kedua pendekatan ini adalah benar. Tidak ada pendekatan yang salah, beberapa ahli memilih salahsatu dari pendekatan ini untuk memudahkan menggambarkan sebuah sistem. Untuk sistem yang lebih menekankan pada prosesnya, pendekatan prosedur akan lebih mengena untuk menggambarkan sistem tersebut. Untuk sistem yang fisiknya lebih terlihat, pendekatan komponen akan lebih jelas digunakan untuk menggambarkan sistemnya.

Sebagai ilustrasi misalnya adalah sebuah mobil. Untuk menggambarkan dan menjelaskan mobil kepada orang yang belum pernah melihat dan mengenalnya, pendekatan komponen mungkin akan lebih mengena. Jika dijelaskan dengan pendekatan prosedur, maka suatu mobil sebagai suatu sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur seperti misalnya membuka pintunya, angkat kaki kiri masuk ke dalam mobil, kemudian angkat kaki kanan untuk masuk ke dalam mobil sehingga dapat duduk dibelakang kemudi, menghidupkan mesin, memasukkan gigi persneling dan menjalankan. Jika dijelaskan dengan pendekatan komponen, maka suatu mobil dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen-komponen kerangka mobil, bodi mobil, tempat duduk, dashboard, mesin, kemudi dan empat rodanya yang bekerja bersama-sama membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuannya, yaitu membawa penumpang dari satu tempat ke tempat yang lain dengan aman dan nyaman.

Dari kedua definisi diatas, maka orang yang belum pernah melihat mobil akan lebih mudah membayangkan seperti apa mobil itu melalui pendekatan komponen dibandikan melalui pendekatan prosedur. Sebagai pembuktiannya, untuk mengetes apakah orang tersebut sudah dapat membayangkan seperti apa mobil itu, orang tersebut dapat diminta untuk membuatkan miniatur mobil seperti apa yang sudah dipahaminya. Jika dia memahami komponen-komponennya, maka orang tersebut akan lebih mudah membuat miniatur mobil dengan membuat masing-masing komponennya dan merangkainya bersama-sama untuk membentuk suatu mobil. Jika yang dipahaminya adalah prosedurnya, maka akan sangat sulit bagi orang tersebut untuk membuat miniatur mobil tersebut, karena tidak mudah untuk merancang "angkat kaki kiri masuk ke dalam mobil, kemudian angkat kaki kanan untuk masuk ke dalam mobil sehingga dapat duduk di belakang kemudi" menjadi suatu miniatur mobil.

Dari ilustrasi diatas, maka suatu sistem seperti sistem informasi akan lebih mudah dipahami dan dirancang jika didekati dengan pendekatan komponen. Pendekatan komponen merupakan pendekatan yang relatip baik digunakan untuk menjelaskan suatu sistem informasi. Akan tetapi penggunaan pendekatan komponen ini mempunyai kelemahan. Kelemahan utama penggunaan pendekatan ini adalah jika komponen-komponen dari sistem tidak dapat diidentifikasi dengan jelas. Satu komponen saja tidak teridentifikasi, maka akan gagal untuk menggambarkan sistem itu dengan baik dan sistem tersebut tidak akan dapat mencapai tujuannya.


3. Tujuan Sistem Informasi
Tujuan dari Sistem Informasi Adalah menghasilkan informasi. Informasi (information) adalah data yang di olah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya. Misalnya seorang asing dari luar negeri membutuhkan informasi tentang temperatur dari suatu ruangan dan menanyakannya kepada anda. Dari termostat yang ada menunjukkan bahwa temperatur ruangannya adalah sebesar 200C. Anda mengatakan kepadanya bahwa temperaturnya adalah 20 Derajad Celcius. Akan tetapi dia mengatakan itu bukan sebagai informasi untuknya, karena dia tidak tahu berapa 200C tersebut. Nilai 200C ini masih merupakan data bagi dia dan perlu diolah terlebih dahulu untuk menjadi informasi. Dengan menggunakan model matematis, yaitu F = 1,8 x C + 32, maka besarnya temperatur ruangan tersebut dalah Fahrenheit adalah sebesar 1,8 x 20 + 32 = 680F. Nilai ini sekarang sudah merupakan informasi bagi dia, karena nilai ini merupakan nilai yang dipahaminya dan berguna untuknya.

Data yang diolah saja tidak cukup dapat dikatakan sebagai suatu informasi. Misalnya kemudian, teman anda menanyakan kembali temperatur ruangan tersebut. Anda menjawab bahwa temperaturnya adalah 680F. Dia mengatakan bahwa itu bukan informasi bagi dia, karena dia tidak mengerti satuan Fahrenheit. Anda mendesak bahwa itu sudah merupakan suatu informasi, karena anda berargumentasi bahwa nilai itu merupakan data, yaitu 200C, yang telah diolah sebelumnya dengan menggunakan model matematis F = 1,8 x C + 32. Walaupun nilai 680F merupakan hasil dari pengolahan data, tetapi tidak berguna bagi teman anda yang hanya faham dengan satuan Celcius. Nilai dalam fahrenheit tersebut harus diolah kembali menjadi nilai Celcius. Oleh karena itu, data yang diolah saja belum tentu cukup menjadi suatu informasi. Untuk menjadi suatu informasi, maka data yang diolah tersebut harus berguna bagi pemakainya.

Untuk dapat berguna, maka informasi harus didukung oleh tiga pilar sebagi berikut : taat kepada orangnya atau relevan(relevance), tepat waktu(timeliness) dan tepat nilainya atau akurat(accurate). Keluaran yang tidak didukung oleh ketiga pilar ini tidak dapat dikatakan sebagai informasi yang berguna, tetapi merupakan sampah (garbage).
Gambar 1

Sebagai contoh, misalnya anda adalah seorang manajer keuangan suatu perusahaan. Anda meminta informasi keuangan kepada bagian sistem informasi dan bukannya anda mendapatkan informasi tentang keuangan, tetapi yang anda peroleh adalah laporan tentang karyawan-karyawan yang terlambat datangnya. Anda mengatakan bahwa laporan yang anda terima ini bukan informasi(information) tetapi sampah(garbage). Laporan ini bukan informasi bagi anda, karena tidak berguna bagi anda. Laporan ini tidak berguna karena tidak relevan (relevance) bagi anda. Laporan semacam ini mungkin merupakan informasi yang relevan untuk manajer bawah di bagian sumber daya manusia, tetapi tidak relevan untuk manajer keuangan seperti anda.

Anda kemudian mengembalikan laporan ini dan berpesan bahwa ini tidak sesuai untuk anda, yang anda butuhkan adalah informasi keuangan tentang arus kas. Seminggu kemudian, bagian sistem informasi menyerahkan laporan yang anda minta ini. Setelah anda lihat, laporan ini memang yang anda butuhkan, yaitu laporan arus kas perusahaan. Akan tetapi anda mengatakan lagi bahwa ini masih sampah, karena masih belum berguna bagi anda. Laporan ini anda anggap terlambat dan tidak tepat waktunya(timeliness), karena anda membutuhkannya minggu kemarin tetapi diterima sekarang. Laporan ini anda butuhkan untuk melihat jumlah dana yang masih menganggur di perusahaan dan akan dimasukkan ke investasi saham. Keterlambatan seminggu dari laporan ini sangat fatal, karena harga-harga saham dan kondisi perekonomian selama seminggu sudah sangat besar perubahannya.

Anda kemudian mengembalikan lagi laporan ini dan berpesan kembali bahwa besok jika anda membutuhkan laporan harus segera diberikan tepat waktunya. Bagian sistem informasi kemudian merespon ini dengan sangat cepatnya. Pada waktu anda membutuhkan laporan, bagian sistem informasi langsung menyediakannya bagi anda. Akan tetapi lagi-lagi anda mengatakan bahwa laporan ini masih belum menjadi informasi bagi anda, tetapi masih sampah. Anda beralasan bahwa laporan ini masih belum berguna bagi anda, karena banyak nilai yang masih tidak akurat(accurate), sehingga dapat menyesatkan pengambilan keputusan yang akan anda ambil.

Dari ilustrasi diatas, terlihat bahwa menghasilkan informasi merupakan hal yang tidak mudah. Banyak sistem informasi yang gagal dalam penerapannya, karena sebenarnya sistem tersebut bukan sistem informasi, tetapi adalah sistem sampah. Sistem sampah ini tidak menghasilkan informasi, tetapi menghasilkan sampah. Jika yang dihasilkan adalah sampah, maka hasil dari sistem ini tidak akan digunakan oleh pemakainya, karena merupakan hasil yang tidak berguna. Untuk menjadi sistem informasi, maka hasil dari sistem itu harus berupa informasi yang berguna, yaitu harus memenuhi ketiga kriteria relevan, tepat waktu dan akurat. Satu saja kriteria ini tidak dipenuhi, maka hasil sistem tersebut adalah sampah.

Sekian dulu artikel yang saya buat tentang Konsep Dasar Sistem, Informasi, dan Sistem Teknologi Informasi untuk pembahasan selanjutnya akan dibahas pada bagian ke 2, semoga artikel ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Share:

Thursday, January 23, 2014

Perancangan Sistem Basis Data Inventory Furniture Bagian 1

Salahsatu postingan saya berikutnya adalah tentang perancangan sistem basis data inventory furniture. Dalam hal ini pembahasan yang dilakukan meliputi pembuatan context diagram, diagram zero, entity relationship diagram, normalisasi. 
Dalam artikel ini dibagi dalam beberapa poin yaitu : pendahuluan, pembahasan, dan kesimpulan.
Berikut dibawah ini garis besar pembahasan sistem basis data inventory furniture.

Pendahuluan
Gudang merupakan sebuah tempat untuk menyimpan barang, di dalam gudang banyak kejadian barang yang terjadi mulai dari ketersediaa stok barang, barang masuk gudang dan barang keluar gudang, maka jika digunakan metode manual untuk pengolahan data dengan banyaknya barang yang ada dan keluar masuk gudang mengakibatkan terjadinya data yang tidak benar dan kesalahan data. Banyak kekurangan yang ada pada metode manual mulai dari kesalahan data, waktu yang dibutuhkan lama, keakuratan data, bertambahnya pekerja. 
Dari hasil analis di atas sehingga perlu dibuat suatu sistem data yang baik dan tersusun supaya tercipta keterkaitan yang baik. Dengan adanya teknologi komputerisasi mempermudah pengecekan barang yang ada di gudang, jumlah pemebelian dan penjualan yang berpengaruh pada data masuk dan keluar barang pun dapat diketahui serta dapat di data. 

Batasan Masalah  
Batasan Masalah dari bahasan masalah kami adalah : 
  • Proses kegiatan pengolahan data keluar masuknya barang pada gudang sebuah Inventory. 
  • Pembuatan laporan penjualan barang dan laporan pembelian barang dari data yang sudah diinput.  
  • Hanya membahas tentang seputar keluar masuknya barang pada gudang. 
  • Barang yang keluar masuk di gudang adalah barang berbentuk fisik, dalam hal ini adalah furniture atau barang mebel misalahnya lemari, kursi, meja dan lainnya.  
  • Ketersediaan stok di gudang berpengaruh pada proses pembelian dan penjulan.
Tujuan  
Tujuan dari pembuatan sistem Inventory atau pergudangan ini adalah :  
  • Inti dari sistem yang dibuat adalah untuk mengetahui sistem barang masuk dan barang keluar yang sedang berjalan di gudang Furniture. 
  • Untuk merancang sistem informasi barang masuk dan barang keluar di gudang Furniture. 
  • Untuk menginplementasikan sistem informasi barang keluar dan barang masuk di gudang Furniture. 
  • Mempercepat dalam pembuatan laporan sehingga laporan dapat diberikan kepada pimpinan tepat waktu.

Manfaat  
Manfaat dari pembuatan sistem gudang ini adalah :  
  • Sistem yang dibuat secara komputerisasi sehingga membuat hasil kerja yang lebih baik. 
  • Data yang disimpan lebih aman. 
  • Menghemat waktu dalam pengecekan barang.  
  • Pembuatan laporan barang masuk dan barang keluar lebih akurat.

Pembahasan
Diagram Konteks

Penjelasan :  
  • Bagian Gudang. Stok Barang, jumlah stok barang yang akan di jual dan jumlah stok barang terhadap persediaan gudang yang harus di beli. Barang Masuk, barang yang masuk atas pembelian ke Supplier. 
  • Pembeli. Pembelian, nama barang, jumlah pembelian yang tesedia dalam gudang. Barang Keluar, dimana barang yang keluar dari gudang yang memeuhi pesanan Pembeli. 
  • Supplier. Pengiriman Barang, dari hasil pemesanan gudan yang berpengaruh pada barang masuk gudang. Pemesanan Barang, dimana pemesanan barang dari ketersediaan di gudang. 
  • Manajer. Penerimaan Laporan dari kinerja gudang, baik dalam data penjualan, barang masuk, stok barang, pembelian, dan barang keluar.

Data Flow Diagram (DFD Level 0)


Penjelasan : 
  • Proses Barang Keluar. Pembeli membeli suatu barang terjadi penjualan, pengecekan terhadap gudang(tersedia) pada stok barang, pembayaran maka barang ke pembeli terjadi barang keluar. Jika barang tidak tersedia maka gudang akan memesan terlebih dahulu kepada supplier, dilakukan transaksi pembayaran, maka barang dikirim kegudang. 
  • Proses Barang Masuk. Ketersediaan stok barang digudang, memesan barang sesuai data stok barang terjadi pembelian, proses registrasi, pengiriman barang ke gudang terjadi barang masuk. 
  • Semua laporan baik penjulan, barang masuk, stok barang, pembelian, dan barang keluar dilaporkan kepada manajer.  

Entity Relationship Diagram (ER-Diagram) Versi Martin





Penjelasan : 
  • 1 Stok Barang (Primary Key: Kode Barang) Menjual Banyak Penjualan (Primary Key: Kode Transaksi Penjualan)  
  • Banyak Penjualan (Primary Key: Kode Transaksi Penjualan) Memiliki 1 Barang Keluar(Primary Key: Kode Penjualan)  
  • 1 Stok Barang (Primary Key: Kode Barang) Menjual Banyak Pembelian (Primary Key: Kode Transaksi Pembelian)  
  • Banyak Pembelian (Primary Key: Kode Transaksi Pembelian) Memiliki 1 Barang Masuk(Primary Key: Kode Pembelian) 

Untuk pembahasan  perancangan basis data fisik akan dilanjutkan pada postingan berikutnya.
Share:

Wednesday, January 22, 2014

Membuat Database Perpustakaan Sederhana (Ms.Access)

Dalam postingan ini, saya akan sedikit melakukan pembahasan tentang bagaimana membuat database perpustakaan sederhana dengan menggunakan Ms.Access. 
Pembuatan database ini hanya menjelaskan secara sederhana tentang pembuatan tabel, query, relationship tabel, form, dan report dengan menggunakan Ms.Access.
Dengan dibuatnya database perpustakaan sederhana ini, diharapkan dapat memahami tentang alur sistem dan data tentang masalah yang terjadi dalam perpustakaan, terutama tentang proses pencatatan buku, pencatatan anggota, dan proses peminjaman buku.

Langkah Detail :  
Buat Database Baru dengan nama Perpustakaan.accdb  
File – New – Blank Database  
Tentukan nama dan tempat penyimpanan kemudian klik Create.  
Buat Tabel  
  • Anggota 
  • Buku  
  • Pinjam  
DETIL PEMBUATAN TABEL :
Tabel Anggota

Di isi dengan :



Tabel Buku

Di isi dengan :



Tabel Pinjam

Di isi dengan :





Untuk  pembuatan  relasi  tabel, form, dan report tabel
Silahkan download modul lengkapnya di tautan berikut :
Studi Kasus Latihan Ms.Access (DB Perpustakaan)

Terima kasih atas kunjungannya.
Semoga bermanfaat
Share:

Basis Data Menggunakan MySQL

Dalam postingan ini, saya akan membahas tentang penggunaan MySQL dalam pembuatan Basis Data.
Berikut sedikit penjelasan tentang Sejarah dan Pengertian MySQL.


MySQL adalah sebuah perangkat lunak system manajemen basis data SQL (DBMS) yang multithread, dan multi-user. MySQL adalah implementasi dari system manajemen basisdata relasional (RDBMS). MySQL dibuah oleh TcX dan telah dipercaya mengelola system dengan 40 buah database berisi 10.000 tabel dan 500 di antaranya memiliki 7 juta baris.

MySQL AB merupakan perusahaan komersial Swedia yang mensponsori dan yang memiliki MySQL. Pendiri MySQL AB adalah dua orang Swedia yang bernama David Axmark, Allan Larsson dan satu orang Finlandia bernama Michael "Monty". Setiap pengguna MySQL dapat menggunakannya secara bebas yang didistribusikan gratis dibawah lisensi GPL(General Public License) namun tidak boleh menjadikan produk turunan yang bersifat komersial.

Pada saat ini MySQL merupakan database server yang sangat terkenal di dunia, semua itu tak lain karena bahasa dasar yang digunakan untuk mengakses database yaitu SQL. SQL (Structured Query Language) pertama kali diterapkan pada sebuah proyek riset pada laboratorium riset San Jose, IBM yang bernama system R. Kemudian SQL juga dikembangan oleh Oracle, Informix dan Sybase. Dengan menggunakan SQL, proses pengaksesan database lebih user-friendly dibandingan dengan yang lain, misalnya dBase atau Clipper karena mereka masih menggunakan perintah-perintah pemrograman murni.

MySQL juga memiliki beberapa kelebihan, antara lain :

1. Portability
MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti windows, Linux, FreeBSD, Solaris dan lain-lain.

2. Open Source
MySQL didistribusikan secara open source (gratis), dibawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan cuma-Cuma.

3. Multi User
MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.

4. Performance Tuning
MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.

5. Coloumn Types
MySQL memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti integer, double, char, text, datedan lain-lain.

6. Command and Function
MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah select danwhere dalam query.

7. Security
MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta password terenkripsi.

8. Scability and Limits
MySQL mampu menangani database dalam skala besar, dengan jumlah records lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.

9. Connectivity
MySQL dapat melakukan koneksi dengan clients menggunakan protokol TCP/IP, Unix socket (UNIX) atau Named Pipes (NT).

10. Localisation
MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada client  dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meskipun demikian, bahasa Indonesia belum termasuk didalamnya.

11. Interface
MySQL memiliki interface (antar muka) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemograman dengan menggunakan fungsi API (Aplication Programming Interface).

12. Clients and Tools
MySQL dilengkapi dengan berbagai tools yang dapat digunakan untuk administrasi database dan pada setiap tool yang ada disertakan petunjuk online.

13. Struktur Tabel
MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE, dibandingkan database lainnya semacam PosgreeSQL ataupun Oracle.
Kelemahan MySQL dari dulu sampai saat ini adalah feature-creep artinya MySQL berusaha kompatibel dengan beberapa standar serta berusaha memenuhinya namun jika itu diungkapkan kenyataannya bahwa fitur-fitur tersebut belum lengkap dan belum berperilaku sesuai standar. Contoh fitur SUB-SELECT (nesting SELECT dalam SELECT) yang tidak optimal dan sering salah parsing query SQL dan jalan keluarnya dengan memecah menjadi beberapa query.

sebagian artikel diambil dari sumber berikut ini :
http://upyes.wordpress.com/2013/02/06/pengertian-dan-sejarah-mysql/
http://www.etunas.com/web/pengertian-mysql.htm

Untuk lebih memahami tentang basis data menggunakan MySQL beserta fungsi dan kegunaan MySQL dalam pembuatan Basis Data, maka akan saya lampirkan modul Basis Data menggunakan MySQL.
Didalam modul berikut, diajarkan tentang DDL (Data Definition Language) dan DML (Data Manipulation Language). Untuk lebih jelasnya silahkan download dari link berikut : Modul Praktikum Basis Data (MySQL)

Semoga modul praktis basis data (mysql) diatas bisa membantu dalam memahami fungsi dan kegunaan mysql, memahami bahasa sql dalam pembuatan basis data.

Terima kasih, semoga bermanfaat.
Share:

Tuesday, January 21, 2014

Modul Praktikum Ms.Access 2003 dan Ms.Access 2007

Sebelum  medownload  tutorial / modul  praktikum Ms.Access 2003 dan Ms.2007, maka  dijelaskan terlebih dahulu sekilas tentang Apa itu Ms.Access. Berikut  sedikit penjelasan tentang Ms.Access.

MS. Access merupakan paket software database relasional yang hebat, yang memudahkan untuk mengelola dan membuat database yang kompleks. Pada microsaft Access sebuah database disimpan dalam sebuah berkas dengan ekstensi .mdb, atau aacdb didalam berkas inilah semua objek yang terkait dengan database termasuk semua table, disimpan pada istilah kolom yang biasa dipakai pada basis data relasional disebut Field dan baris biasa disebut Record.  

Access dapat menolong mengelola segala ukuran database, dari daftar yang sederhana sampai database bisnis yang komplek.  
Dengan menggunakan Microsoft Access dapat melakukan hal berikut :  
  • memulai secara cepat database baru dengan menggunakan database Wizard. 
  • membuat table dari awal atau dengan menggunakan Wizard.  
  • menambah dan memeriksa  informasi dengan menggunakan Table maupun Form.   
  • memanipulasi data dalam beberapa table dangan menggunakan Query dan Report.   

Microsoft Access memakai sebuah type database yang dinamakan database rational.  Databae rational adalah database yang mengorganisasi data dalam bentuk table. Tabel  dibentuk dengan mengelompokkan data yang mempunyai obyek yang sama. Tabel berisi baris-baris dan kolom-kolom informasi. Tabel-tabel dapat saling berhubungan jika diinginkan.

Untuk  lebih  mendalami  tentang  penjelasan  Ms.Access  yang lebih lengkap beserta  fungsi  dan  kegunaannya, berikut  saya  lampiran  modul praktikum  Basis  Data  menggunakan  Ms.Access  beserta  studi kasus latihan pembuatan basis data.
Silahkan download link berikut  ini : 

Demikian  postingan  tentang Modul Praktikum Basis Data, semoga  modul  tersebut  bisa  membantu  para pembaca  yang akan belajar  tentang  penggunaan  Software Basis  Data dengan Ms.Access.
Terima Kasih
Share:

Tutorial Installasi Power Designer 6.0

Postingan  ini  membahas  tentang  tutorial  instalasi  Software Power Designer 6.0, Power Designer merupakan software  yang  digunakan  untuk  melakukan  perancangan sistem. Kelebihan software ini  adalah bisa melakukan generate database, yaitu  melakukan generate dari  proses analisis berupa perancangan sistem (Context Diagram, Data Flow Diagram) dan generate dari proses data architect  (ER-Diagram) ke  format  ekstensi  database  berupa sql, mdb, dbase dan ekstensi format db yang lainnya.





Instalasi Power Designer
Instalasi  yang  saya  lakukan  adalah Install Power Designer versi 6.0,
sebelum melakukan instalasi  silahkan  download  aplikasinya  di 

Untuk melakukan proses instalasi ikuti langkah-langkah berikut ini :

1. Setelah di dowload dalam bentuk rar, sebelum dilakukan proses instalasi maka terlebih dahulu lakukan ekstrak file rar tersebut. setelah dilakukan esktrak maka akan muncul  folder  baru  dengan  nama  Power designer.




2. Maka akan muncul 2 Folder yaitu PDDA6 dan PDPA6 Setelah itu untuk melakukan proses instalasi yang lengkap maka yang pertama pilih PDDA6 sehingga akan muncul tampilan berikut :




3. Instalasi  PDDA6
Pilih folder  didalamnya  yaitu  folder Disk1 


4. Klik Setup.exe 
maka  akan  muncul  tampilan  berikut  ini 





Untuk  proses  intalasasi  Power Designer Procest Analyst, sama  halnya  dengan  proses instalasi untuk Power Designer Data Architect.  
Cukup membuka folder PDDA6 kemudian pilih  Disk1  kemudian  klik  SETUP.EXE   untuk  melakukan  proses  instalasi.


Demikian  tutorial  instalasi  Software Power Designer 6.0
Semoga bermanfaat.
Share:

Perancangan Basis Data Sistem Quick Count

Pada artikel  kali  ini, saya akan memposting  salahsatu  tugas Mata Kuliah Basis Data, dalam hal ini  permasalahan  yang dibahas  mengenai  Perancangan Basis Data Sistem Quick Count Pilkada. Tool/software yang digunakan dalam perancangan basis data adalah Sybase Power Designer 6.0. Kelebihan perancangan dengan menggunakan Power Designer  adalah  hasil  analisis dan perancangan berupa  Context Diagram, Diagram Zero, Data Flow Diagram, dan ER-Diagram  dapat  di  eksport atau dilakukan generate database. Untuk proses generate database, bisa disesuaikan dengan kebutuhan database itu sendiri, misalkan ke dalam format sql, mdb, dbase dan ekstensi database lainnya.


Untuk lebih jelasnya tentang bahasan perancangan basis data quick count diatas, silahkan baca artikel dibawah.
Semoga bermanfaat.


LAPORAN

PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA

QUICK COUNT


Diajukan untuk memenuhi tugas  salah satu mata kuliah Praktek Basis Data



Kelas TI-3A
Kelompok 7
Anggota:
Moh.Firman Mujahid    A2.1200123
Atep Suryana                A2.1200057
Vinca Prilianti               A2.1200201 


TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
STMIK SUMEDANG
2013


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Era Informasi tidak terlepas dari peran teknologi yang dominan di segala bidang. Teknologi menjadi penting diterapkan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi. Quick Count adalah metode verifikasi hasil pemilihan umum, yang datanya diperoleh dari sampel di lapangan. Berbeda dengan teknologi pooling, sampel tidak diperoleh dari para responden yang ditanyai satu per satu, melainkan diperoleh dari hasil rekap resmi di lapangan.   
Bukan saatnya lagi Quick Count menunggu Sampelnya untuk datang. Kreativitas perlu selalu ditonjolkan dalam menjemput pelanggan. Adanya teknologi informasi Quick Count akan lebih memberikan kepuasan masyarakat dan lebih dikenal masyarakat. Lalu, apa saja teknologi yang digunakan untuk mensukseskan sebuah penghitungan Quick Count? Jawabnya tergantung masing-masing lembaga. Namun, teknologi Short Message Service (SMS) cukup populer digunakan oleh lembaga-lembaga penghitung Quick Count.  
Berikut ini adalah cara kerja Quick Count yang umum dilakukan oleh paralembaga survei :  
1. Mempersiapkan perangkat serta sistem pendukung untuk bisa memberikan data secara cepat kepusat pengolah data lembaga survei yang melakukan metode Quick Count ini. Perangkat ini mulai dari komputer untuk meng-input-kan data hingga ponsel untuk mengirim SMS hasil pemilu ke server tempat menerima data. 
2. Pemilihan TPS sebagai tempat pengambilan data. TPS  yang di ambil secara acak berdasarkan pertimbangan jumlah penduduk, jumlah pemilih terbaru, penyebarannya pemilih seperti tersebar dalam berapa kelurahan, dan sebagainya. Singkatnya, proporsional kalau pemilih banyak lokasi sampel (TPS) yang diambil pun banyak serta mewakili karakteristik populasi. 
3. Mempersiapkan relawan untuk mengambil sampel dan meng-input-kannya ke sistem data. Jumlah relawan ini cukup banyak untuk mengambil data dari TPS yang telah dipilih. 
4. Data yang telah didapatakan di olah di pusat data dengan menerapkan ilmu stasistik, dari olahan data inilah lembaga survei bisa menghitung secara cepat siapa pemenang pemilu.

Jika kita lihat dari cara kerja Quick Count, kita dapat mengartikan bahwa hasil perhitungan Quick Count bukanlah hasil perhitungan dari seluruh TPS yang melakukan pemungutan suara, melainkan dengan menggunakan prinsip ilmu statistika. Jadi, lembaga survei yang menyelenggarakan Quick Count ini hanya mengambil sampel dari sekian banyak TPS yang ada dan diambil dari TPS yang memiliki jumlah populasi yang banyak dan berbagi pertimbangan lainnya. Dengan menginputkan data kedalam suatu teknologi basis data dan modelnya. Dapat mengathui alur bagaiman perhitungan suara yang diawali dengan penariakn sampel dan perhitungan metode statistika. Walaupun hasil Quick Count ini tidak pernah tepat dan pasti, tetapi hasil dari Quick Count (yang diselenggarakan oleh lembaga survei yang capable dan jujur) tidakpernah meleset dari siapa yang memenangkan dari pemilihan umum tersebut.   

B. Tujuan dan Manfaat Tujuannya : 
  1. Untuk mengetahui dan memahami perkembangan dan manfaat dari Database Quick Count  dalam kehidupan manusia.  
  2. Untuk membuat konsep Quick Count Database yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi. 
  3. Untuk mengetahui perhitungan pemilihan umum yang dilakukan dengan teknoligi sistem informasi Quick Count. 
  4. Untuk Mengetahui Alur kerja Teknoligi Quick Count melalu ialur Data Base Quick Count.  
Manfaatnya :  
  1. Menambah pengetahuan tentang teknologi Data Base khususnya Perhitungaan informasi lewat Quick Count Data Base.  
  2. Memahami lebih dalam tentang inovasi Quick Count Data Baseyang digunakn dalam masyarakat 
  3. Memahami Teknologi Quick Count Data Base yang diterapkan di lapangan. 
  4. Memahami Alur Teknologi Data base yang digunakan dalam sistem Quick Count.  

C. Batasan Masalah  Batasan Masalah yang menjadi pembahasan kelompok kami adalah : 
  1. Proses kegiatan pengolahan data pada Sistem Quick Count. 
  2. Pembuatan laporan hasil proses Qick count. 
  3. Hanya membahas tentang Pengolahan data Quick Count. 
  4. Data yang diolah merupakan perolehan suara. 
  5. Pengambilan sampel sangat berpengaruh pada presentase suara.

BAB II  PEMBAHASAN

A. Diagaram Konteks Dan Diagram Nol (DFD Level 1)
Merupakan Diagram umum yang menggambarkan sistem secara umum dimana terdapat dua entitas yaitu entitas TPS dan Lembaga Survei sebagai penerima dan pengolah data. Sedangkan untuk proses adalah sistem Quick Count diman TPS mengirmkan data suara TPS dan lembaga masuk ke sistem dangan registrasi NIK untuk megolah data maenggunakan pengolahan data statistika untuk dikirim ke TPS lagi sebagai hasil survei. untuk lebih jelasnya Context Diagram tersebut di Decompose membentuk DFD sepeti dibawah :


Setelah di Decompose maka akan menghasilkan tiga Entitas, dua belas proses, dan empat data store.
Dengan Alur kerja sebagai berikut :
  1. Dilakukan perhitungan suara pada TPS sampel selanjutnya akan disimpan ke dalam data store TPS. 
  2. Data hasil perhitungan dari sampel TPS yang disimpan pada data store akan di kirim ke data pusat sebagai tempat penampungan untuk dilakukan proses selanjutnya.  
  3. Setelah data suara terkumpul pada data store pusat selanjutnya akan dilakukan proses analisis yang melibatkan beberapa proses turunanya yaitu : mean, median, mode, sum, stddeviation, minimum dan maximum yang akan disimpan pada analis. 
  4. Selanjutnya Data Store analis yang melalui proses analis akan digunakan untuk proses Peluang (distribusimultinom) dengan menggunakan Proses Sum sebagai jumlah suara masing - masing calon sebagai M (kejadian muncul kejadian) dan jumlah seluruh suara sebagai N (jumlah kejadian) dengan rumus P(X)=  . yang selanjutnya akan disimpan pada data store Peluang.  
  5. Setelah mengetahui Peluang masing-masing calon maka peluang tersebut harus dilakuakan pengujian kevalidan data dengan menggunakan uji rata-rata karena jumlah calon tidak lebih dari 30. 
  6. Dengan melakukan uji rata-rata maka selnjutnya dapat dilakukan penarikan kesimpulan uji dua arah dengan Ho = dapat diterima dan Ha = tidak dapat diterima. Dan selanjutnya disimpan kedalam data store kesimpulan.  
  7. Setelah mendapatkan kesimpulan maka data tersebut bias dipubliksikan dari lembaga survey kepada TPS kembali.

Perancangan Basis Data Fisik (Menggunakan Power Designer)

Setelah membentuk model dalam procces analyst. Maka untuk melakukan generate ke dalam Basis data fisik maka harus membuka dahulu data architek. Lalu lakukan buka toolbars File>Import>Power Designer Process Analyst lalu lakukan sperti dibawah :


Selanjutnya lakukan Generate Physical Model dengan memilih menu toolbar Dictionary > Genarete Physical Model akan tampil seperti dibawah : 


Barulah setelah itu dapat di Generate kedalam Data Base fisik. Dengan cara klik menu toolbar Database > Generate Database > Create database > pada data source pilih MS.Acces Database > Setup > Create > simpan pada folder yang diingkan > Connect. Setelah dilakukan maka MS Acces dapat dibuka yang tampilannya seperti dibawah :

Maka akan muncul 5 Table hasil generate di Power Designer Data Architect


Dari 5 tabel tersebut maka akan timbul relasi tabel.




Demikian  sedikit  pembahasan  tentang  Perancangan Basis Data untuk studi Kasus Quick Count Pilkada Bupati. Artikel diatas merupakan tugas salah satu mahasiswa STMIK Sumedang jurusan Teknik Informatika (S1). Untuk mendapatkan laporan lengkap tentang pembahasan diatas silahkan  melakukan komentar  atau  menghubungi kontributor.
Terima Kasih

Share:

Perancangan Basis Data

Di dalam suatu organisasi yang besar, sistem database merupakan bagian penting pada sistem informasi, karena di perlukan untuk mengelola sumber informasi pada organisasi tersebut.  Untuk mengelola sumber informasi tersebut yang pertama kali di lakukan adalah merancang suatu sistem database agar informasi yang ada pada organisasi tersebut dapat digunakan secara maksimal.  

Tujuan Perancangan Database  
  • Untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dari pengguna dan aplikasi
  • Menyediakan struktur informasi yang natural dan mudah di mengerti  oleh pengguna  
  • Mendukung kebutuhan pemrosesan dan beberapa obyek kinerja dari suatu sistem database.  
Berikut ini siklus kehidupan sistem informasi di mana terdapat siklus kehidupan sistem database.   

Siklus Kehidupan Sistem Informasi (Macro Life Cycle) 

Tahapan–tahapan yang ada pada siklus kehidupan sistem informasi yaitu : 
  1. Analisa Kelayakan. Tahapan ini memfokuskan pada penganalisaan  areal aplikasi yang unggul , mengidentifikasi pengumpulan informasi dan penyebarannya, mempelajari keuntungan dan kerugian , penentuan kompleksitas data dan proses, dan menentukan prioritas aplikasi yang akan digunakan.
  2. Analisa dan Pengumpulan Kebutuhan Pengguna. Kebutuhan–kebutuhan yang detail dikumpulkan dengan berinteraksi pada sekelompok pemakai atau pemakai individu. Mengidentifikasikan masalah yang ada dan kebutuhan-butuhan, ketergantungan antar aplikasi, komunikasi dan prosedur laporan. 
  3. Perancangan . Perancangan terbagi menjadi dua yaitu :  perancangan sistem database dan  sistem aplikasi 
  4. Implementasi. Mengimplementasikan sistem informasi dengan database yang ada. 
  5. Pengujian dan Validasi. Pengujian dan validasi sistem database  dengan kriteria kinerja yang diinginkan  oleh pengguna.  
  6. Pengoperasian dan Perawatan. Pengoperasian sistem setelah di validasi disertai dengan pengawasan dan perawatan sistem  
Siklus Kehidupan Aplikasi Database ( Micro Life Cycle ) 

Tahapan yang ada pada siklus kehidupan aplikasi database yaitu : 

  1. Pendefinisian Sistem. Pendefinisian ruang lingkup dari sistem database, pengguna dan aplikasinya.  
  2. Perancangan Database. Perancangan database secara logika dan fisik pada suatu sistem database sesuai dengan sistem manajemen database yang diinginkan. 
  3. Implementasi Database. Pendefinisian database secara konseptual, eksternal dan internal, pembuatan file–file database yang kosong  serta implementasi aplikasi software. 
  4. Pengambilan dan Konversi Data. Database ditempatkan dengan baik, sehingga jika  ingin memanggil data secara langsung ataupun merubah file–file yang ada dapat di tempatkan kembali sesuai dengan format sistem databasenya. 
  5. Konversi Aplikasi. Software-software  aplikasi dari  sistem database sebelumnya di konversikan ke dalam sistem database yang baru. 
  6. Pengujian dan Validasi. Sistem yang baru telah di test dan di uji kinerjanya. 
  7. Pengoperasian. Pengoperasian database sistem dan aplikasinya. 
  8. Pengawasan dan Pemeliharaan. Pengawasan dan pemeliharaan sistem database dan aplikasi software.
Proses Perancangan Database 
Ada 6 tahap  untuk proses perancangan suatu database : 
1.  Pengumpulan data dan analisis 
2.  Perancangan database secara konseptual 
3.  Pemilihan sistem manajemen database 
4.  Perancangan database secara logika 
5.  Perancangan database secara fisik 
6.  Implementasi sistem database

Gambar 1: Tahap perancangan database untuk database yang berukuran besar

Keterangan :  
Secara khusus proses perancangan berisikan 2 aktifitas paralel. Aktifitas yang pertama melibatkan perancangan dari isi data dan struktur database, sedangkan aktifitas kedua mengenai perancangan pemrosesan database dan aplikasi–aplikasi perangkat lunak.  
Dua aktifitas ini saling berkaitan, misalnya mengidentifikasi data item yang akan disimpan dalam database dengan cara menganalisa aplikasi–aplikasi database. Dua aktifitas ini juga saling mempengaruhi satu sama lain. Contohnya tahap perancangan database secara fisik, pada saat memilih struktur penyimpanan dan jalur akses dari file suatu database dimana bergantung dengan aplikasi–aplikasi yang akan menggunakan file tersebut. 
Penentuan perancangan aplikasi–aplikasi database yang mengarah ke konstruksi skema database telah ditentukan selama aktifitas pertama. Ke-enam tahap yang telah disebutkan sebelumnya dapat di proses secara tidak berurutan. Dalam beberapa hal, dapat dilakukan modifikasi perancangan kembali ke tahap yang pertama (feedback loop) setelah melakukan tahap selanjutnya.

Tahap 1 : Pengumpulan data dan analisis 
Sebelum merancang suatu database, yang harus dilakukan adalah mengetahui dan menganalisis apa yang diinginkan dari pengguna aplikasi, sehingga proses ini disebut pengumpulan data dan analisis. Untuk menspesifikasikan kebutuhan yang pertama kali dilakukan adalah mengidentifikasi bagian lain di dalam sistem informasi yang berinteraksi dengan sistem database. Termasuk pengguna yang baru atau yang sudah lama juga aplikasinya, kebutuhan-kebutuhan tersebut dikumpulkan dan di analisa.

Kegiatan pengumpulan data dan analisis :
Menentukan kelompok pemakai dan areal bidang aplikasinya.  Pengguna yang menguasai aplikasi yang lama dari setiap bagian dipilih untuk menyampaikan kebutuhan-kebutuhan dan menspesifikasikannya.
Peninjauan dokumentasi yang ada. Dokumen yang berhubungan dengan aplikasi yang akan dibuat dipelajari dan dianalisa, sedangkan dokumen lainnya seprti kebijakan manual, form, laporan–laporan dan bagan-bagan organisasi diuji dan ditinjau kembali untuk mengetahui apakah dokumen tersebut berpengaruh terhadap pengumpulan data dan proses spesifikasi Analisa lingkungan operasi dan kebutuhan pemrosesan. Lingkungan operasional yang sekarang dan informasi yang direncanakan akan di gunakan dipelajari, termasuk menganalisa jenis–jenis dari transaksi dan frekuensi transaksinya seperti halnya alur informasi dengan sistem. Input dan output data untuk transaksi tersebut harus diperinci. Pengumpulan respon terhadap daftar pertanyaan dan angket yang telah dibuat sebelumnya. Pengumpulan respon dari angket dan daftar pertanyaan berisikan prioritas para pengguna dan penempatan mereka di dalam berbagai aplikasi. Ketua kelompok mungkin akan ditanya untuk membantu para pengguna dalam memberikan informasi yang penting dan menentukan prioritas.

Teknik yang digunakan dalam penspesifikasian kebutuhan secara formal :  
OOA (Object Oriented Analysis) 
DFD (Data Flow Diagram) 
HIPO (Hierarchical Input Process Output) 
SADT (Structured Analysis & Design)

Tahap 2 : Perancangan database secara konseptual 
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghasilkan skema konseptual untuk databse yang tidak tergantung pada sistem manajemen database yang spesifik. Penggunaan model data tingkat tinggi seperti ER/EER sering digunakan didalam tahap ini. Di dalam skema konseptual dilakukan perincian aplikasi–aplikasi database dan transaksi-transaksi yang diketahui.  

Ada dua kegiatan di dalam perancangan database secara konseptual :
Perancangan skema konseptual : Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan mengecek tentang kebutuhan-kebutuhan pemakai  terhadap data yang dihasilkan dari tahap 1, dimana tujuan dari proses perancangan skema konseptual adalah menyatukan pemahaman dalam struktur database, pengertian semantik, keterhubungan dan batasan-batasannya, dengan membuat sebuah skema database konseptual dengan menggunakan model data ER/EER tanpa tergantung dengan sistem manajemen database.

Ada dua pendekatan perancangan skema konseptual : 
  • Terpusat . Kebutuhan–kebutuhan dari aplikasi atau kelompok-kelompok pemakai yang berbeda digabungkan menjadi satu set kebutuhan pemakai kemudian dirancang menjadi satu skema konseptual.  
  • Integrasi view-view yang ada. Untuk masing-masing aplikasi atau kelompok–kelompok pemakai yang berbeda dirancang sebuah skema eksternal  ( view ) kemudian view – view tersebut disatukan  ke dalam sebuah skema konseptual.  
Ada 4 strategi dalam perancangan skema konseptual :  
  • Top down 
  • Bottom Up  
  • Inside Out 
  • Mixed  
Transaksi 

Merancangan karakteristik dari transaksi-transaksi yang akan di-implementasikan tanpa tergantung dengan DBMS yang telah dipilih. 
Transaksi-transaksi ini digunakan untuk memanipulasi database sewaktu diimplementasikan. Pada tahap ini diidentifikasikan input, output dan fungsional. Transaksi ini antara lain : retrieval, update dan delete, select dll.

Tahap 3 : Pemilihan Sistem Manajemen Database
Pemilihan sistem manajemen database ditentukan oleh beberapa faktor a.l : Teknik, Ekonomi, dan Politik Organisasi. 
Faktor Teknik :  
  • Tipe model data (hirarki, jaringan atau relasional) 
  • Struktur penyimpanan dan jalur pengaksesan yang didukung sistem manajemen database. 
  • Tipe interface dan programmer 
  • Tipe bahasa queri 
Faktor Ekonomi : 
Biaya penyiadaan hardware dan software  
Biaya konversi pembuatan database 
Biaya personalia 
Biaya pelatihan Biaya pengoperasian 
Biaya pemeliharaan  
Faktor Organisasi :  
  • Struktur data. Jika data yang disimpan dalam database mengikuti struktur hirarki, maka suatu jenis hirarki dari sistem manajemen database harus dipikirkan. 
  • Personal yang terbiasa dengan sistem yang terdahulu. Jika staff programmer dalam suatu organisasi sudah terbiasa dengan sautu sistem manajemen database maka hal ini dapat mengurangi biaya latihan dan waktu belajar. 
  • Ketersediaan dari service vendor. Keberadaan fasilitas pelayanan penjual sangat dibutuhkan untuk membantu memecahkan masalah sistem.
Tahap 4 : Perancangan database secara logika  (Transformasi model data)

Transformasi dari skema konseptual dan eksternal (Tahap 2) ke model data sistem manajemen database yang terpilih, ada dua proses yaitu :  Transformasi yang tidak tergantung pada sistem, pada tahap ini transformasi tidak mempertimbangkan karakteristik yang spesifik atau hal-hal khusus yang akan diaplikasikan pada sistem manajemen database.  
Penyesuaian skema ke sistem manajemen database yang spesifik, dilakukan suatu penyesuaian skema yang dihasilkan dari tahap 1 untuk dikonfirmasikan pada bentuk implementasi yang spesifik dari suatu model data seperti yang digunakan oleh sistem manajemen database yang terpilih.   

Hasil dari tahap ini dituliskan dengan perintah DDL ke dalam bahasa sistem manajemen database terpilih. Tapi jika perintah DDL tersebut termasuk dalam parameter-parameter perancangan fisik, maka perintah DDL yang lengkap harus menunggu sampai tahap perancangan database secara fisik telah lengkap.

Tahap 5 : Perancangan Database Secara Fisik 
  • Proses pemilihan struktur penyimpanan yang spesifik dan pengaksesan file-file database untuk mencapai kinerja yang terbaik di bermacam–macam aplikasi Kriteria pemilihan perancangan fisik :  
  • Waktu respon. Waktu transaksi database selama eksekusi untuk menerima respon. 
  • Penggunaan ruang penyimpanan. Jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh database file dan struktur jalur pengaksesannya. 
  • Terobosan yang dilakukan file transaksi  (Transaction troughput). Merupakan nilai rata–rata transaksi yang dapat di proses permenit oleh sistem database dan merupakan parameter kritis dari sistem transaksi. 
Apabila waktu respon dari database tidak mencapai optimalisasi, maka pada tahap perancangan fisik ini dapat dilakukan denormalisasi.

Denormalisasi
Denormalisasi merupakan proses yang dilakukan pada database yang sudah dinormalisasi, dengan cara memodifikasi struktur tabel dan mengabaikan kerangkapan data (yang terkontrol) untuk meningkatkan kinerja database.  

Proses denormalisasi termasuk :  
Mengkombinasikan tabel-tabel yang terpisah dengan join 
Mereplikasi/menduplikat data pada tabel  

Tahap 6 : Implementasi 

Implementasi skema database logik dan fisik ke dalam penyataan DDL dan SDL dari sistem manajemen database yang telah dipilih, untuk digunakan dalam pembuatan file-file database yang masih kosong.


Demikian  postingan  blog tentang konsep perancangan basis data, terima kasih atas kunjungannya semoga artikel diatas bisa bermanfaat bagi para pembaca blog.
Share:

Sistem Peminjaman Uang Pada Koperasi Karyawan PT. Pengerukan Indonesia

Dalam postingan berikut  ini, saya akan membahas  tentang  Sistem Peminjaman Uang pada Koperasi Karyawan di PT.Pengerukan Indonesia, pembahasan lengkapnya akan dibahas pada poin-poin dibawah ini.
ANALISIS MASALAH
Pinjaman Anggota :
Pinjaman anggota koperasi karyawan PT. Pengerukan Indonesia adalah pinjaman jangka panjang, yang dikelola untuk meningkatkan kesejahteraan anggota. Pinjaman ini ditangani oleh pengurus koperasi dan kepala bagian akunting.
  • Anggota yang berhak meminjam uang adalah anggota yang bekerja pada PT. Pengerukan Indonesia, dan pensiunan perusahaan tersebut yang terdaftar menjadi anggota koperasi karyawan. Anggota yang berhak meminjam uang adalah mereka yang sedang tidak meminjam uang ke koperasi. Bagi anggota yang masih mempunyai pinjaman tidak diperkenankan meminjam uang sampai pinjamannya lunas.
  • Jika anggota disetujui untuk memperoleh pinjaman, maka anggota akan memperoleh uang sebesar pinjaman serta tanda terima pinjaman.  
  • Besar pinjaman yang ditetapkan sesuai dengan slip gaji anggota dari instasi PT. Pengerukan Indonesia. Pemotongan gai untuk pembayaran hutang harus kurang dari 50% dari gajinya, dan maksimum pembayaran tiga bulan.
Sistem Pembayaran :
Sistem pembayaran tunai : dibayar langsung oleh peminjam kepada koperasi sesuai dengan kesepakatan perjanjian dengan koperasi yang memberikan pinjaman.
Sistem pembayaran payroll : pembayaran dilakukan oleh pihak ketiga, yaitu PT. Pengerukan Indonesia melalui bagian akunting, melalui pemotongan gaji karyawan.

Diagram Konteks Peminjaman Koperasi

Diagram Level 0


ERD Sistem Peminjaman Uang di Koperasi



Demikian  contoh  pembahasan tentang  Sistem Peminjaman Uang di Koperasi,
sistem diatas  hanya membahas  sebagian kecil dari lingkup bisnis dalam koperasi. Untuk kedepannya sistem yang dirancang diharapkan lebih membahas cakupan yang sangat luas lagi.
Semoga bermanfaat
Share:

Analisis dan Perancangan Sistem

Analisis Perancangan Sistem  merupakan  salah satu  mata  kuliah  wajib  dalam  Jurusan Informatika, Sistem Informasi, Manajemen Informatika  karena  dalam  MK ini  mahasiswa  diharapkan  mampu melakukan :
  • Identifying problems, opportunities, and objectives. (Identifikasi masalah, peluang, dan objek)
  • Analyzing the information flows in organizations. (Analisa terhadap  aliran data  dalam sebuah organisasi)
  • Designing computerized information systems to solve a problem. (Merancang sistem informasi terkomputerisasi untuk memecahkan masalah)
Dalam  postingan  dibawah  ini  dijelaskan  lebih detail  tentang  Analisis dan perancangan sistem, artikel  dibawah  lebih  membahas studi kasus praktis, yaitu  tentang  permasalahan  Penjualan barang. Untuk lebih memahami  penjelasan tentang analisis perancangan sistem, silahkan baca  artikel  dibawah  ini.
Semoga bermanfaat.

1. Pengantar  
Sistem adalah kumpulan  elemen yang masing-masing elemen tersebut memiliki fungsi masing-masing, namun secara bersama-sama bekerja untuk mencapai tujuan dari adanya sistem tersebut. Sebuah mobil dapat dikatakan sebuah sistem karena di dalamnya terdapat kumpulan elemen (seperti kemudi, rem, mesin, roda, kaca spion, lampu sen, dan sebagainya) yang masing-masing elemen tersebut memiliki fungsi masing-masing, namun secara bersama-sama bekerja untuk mencapai tujuan dibuatnya mobil tersebut yaitu sebagai alat transportasi.  
Sistem yang kita bahas sebagai contoh sederhana di sini adalah sistem komputerisasi administrasi di suatu unit usaha. Misalkan unit usahanya adalah "Mini Market Rachmana Tamaya" yang akan kita buat "sistem penjualan barang"-nya.

2. Prosedur Singkat Penjualan Barang di "Rachmana Tamaya" 

Mini market "Rachmana Tamaya" tidak melakukan pendataan pelanggan, sehingga pembeli manapun dapat melakukan transaksi pembelian. Namun demikian, untuk meningkatkan pelayanan kepada pembeli, di kasir(hanya ada 1 kasir), pembeli dapat menanyakan apakah barang yang dicari tersedia di sana, masih ada berapa unit, dan berapa harganya.
Setiap barang yang sudah dilakukan transaksi tidak dapat ditukar atau dikembalikan, dan setiap pembelian harus dilakukan secara tunai. Meskipun data pembeli tidak dicatat, namun di setiap struk belanja yang dicetak diberi kode. Kode tersebut terdiri dari masing-masing 2 digit tanggal, bulan, tahun, dan 3 digit nomor urut. Misalkan kode = "120903056" berarti, transaksi yang terjadi pada tanggal 12 bulan September tahun 2003 di nomor urut 056.

3. Analisis (Persiapan) Merancang  Sistem

Ada beberapa hal yang harus dianalisis sebelum membuat perancangan sistem,  yaitu : (1) ruang lingkup atau batasan sistem, (2) apa yang ingin dihasilkan oleh sistem (tujuan sistem/ output), (3) siapa saja yang terlibat di dalamnya, dan sebagainya.
Ruang lingkup  sistem  yang akan kita bahas adalah  tentang penjualan barang di mini market "Rachmana Tamaya", tidak  membahas pembelian barang untuk keperluan stok di mini market tersebut, maupun bagaimana penanganan barang rusak, kadaluarsa, dan sebagainya. Masih  dalam batasan sistem,  pihak-pihak/ orang-orang yang  berada di "lingkar luar" adalah pengunjung mini market yang selanjutnya disebut  dengan "Pembeli" dan "Pemilik", yaitu pemilik mini market yang harus diberi laporan hasil penjualan barang setiap hari (setelah toko tutup).
Tujuan pembuatan sistem ini adalah untuk mencatat transaksi penjualan barang di mini market tersebut (sehingga  dapat digunakan untuk mengecek uang masuk, selanjutnya juga dapat dimanfaatkan untuk menghitung keuntungan unit usaha, dan sebagainya).
Pihak-pihak yang terlibat di dalamnya (pada proses penjualan barang) adalah kasir, dan beberapa penjaga toko yang merangkap pengontrol keberadaan barang di rak-rak pajang) .

4. Penggambaran Perancangan Sistem

Di bahasan ini, penggambaran perancangan sistem  yang digunakan  adalah Data Flow  Diagram (DFD), Entity/ Relationship Diagram (E/R Diagram), dan Data Normalization. DFD dibagi menjadi tiga strata(tingkatan), yaitu Context Diagram, Zero Diagram, dan Detail Diagram.

4.1 Context Diagram
Diagram konteks berisi gambaran umum (secara garis besar)sistem yang akan dibuat. Secara kalimat, dapat dikatakan bahwa diagram konteks ini berisi "siapa saja yang memberi data (dan data apa saja) ke sistem, serta kepada siapa saja informasi (dan informasi apa saja) yang harus dihasilkan sistem".

Jadi, yang dibutuhkan adalah (1) Siapa saja pihak yang akan memberikan data ke sistem, (2) Data apa saja yang diberikannya ke sistem, (3) kepada siapa sistem harus memberi informasi atau laporan, dan (4) apa saja isi/ jenis laporan yang harus dihasilkan sistem. Kata "Siapa" di atas dilambangkan dengan kotak persegi (disebut dengan terminator/external entity), dan kata "apa" di atas dilambangkan dengan aliran data (disebut dengan data  flow), dan kata "sistem" dilambangkan dengan lingkaran (disebut dengan process).

Beberapa kemungkinan (data) yang diberikan pembeli kepada kasir adalah : (1) barang yang ditanyakan, (2) barang yang akan dibeli, dan (3) Uang pembayaran. Sebaliknya, kemungkian informasi yang diberikan kasir kepada pembeli adalah (1) keadaan barang yang ditanyakan, (2) jumlah uang yang harus dibayar. Sedangkan informasi  yang diberikan  kasir kepada Pemilik adalah Laporan Jumlah Uang Masuk beserta Jumlah Barang yang Terjualnya.
DFD Konteksnya  :


4.2 Zero Diagram (Diagram  Nol).

Tujuan dari diagram nol adalah untuk "memerinci" sebuah sistem menjadi "proses-proses" yang harus dilakukan "orang dalam". Atau jika dibuat dalam kalimat adalah : "Apa saja proses yang harus dilakukan agar mencapai sistem tersebut?".
Jadi, diagram ini adalah kelanjutan dari diagram konteks, yang "memperbanyak lingkaran", sedangkan untuk (jumlah dan isi) terminator serta (jumlah dan isi) data flow dari dan ke terminator tersebut harus tetap. Pada diagram ini pula mulai ditampilkan data store (penyimpan data/file) yang dibutuhkan.


File apa saja yang dibutuhkan  di sistem ini?. Jenis file data ada dua, yakni (1) master file, dan (2) transaction file. Master file adalah file berisi (mencatat) mengenai objek yang harus ada di sebuah unit usaha yang jika tidak ada objek tersebut maka unit usaha tersebut tidak akan berjalan secara sempurna.
Objek-objek  yang harus ada di sebuah mini market adalah : (1) barang, (2) pengelola, (3) pembeli, dan (4) fasilitas. Jika salah satu objek tersebut tidak ada, maka mini market tidak akan berjalan  sempurna. Dalam pencatatan penjualan barang, master file yang dibutuhkan  hanya barang, pengelola  (kasir), dan fasilitas (Rak, yang  digunakan untuk memajang barang). File Pembeli tidak diperlukan karena data pembeli tidak dicatat.
Sedangkan transaction file adalah file yang digunakan untuk mencatat transaksi yang terjadi di mini market tersebut. Transaksi adalah berelasinya (berhubungannya)  dua master file  (atau lebih). Jika kita lihat apa saja master file  yang harus ada di atas, dan mana yang berhubungan sehingga terjadi transaksi, maka kemungkinan-kemungkinan  transaksi yang terjadi di mini market tersebut adalah :
  1. "Pembeli membeli barang" 
  2. "Kasir menjual barang" 
  3. "Pembeli membeli barang, dan Kasir Menjual Barang" (gabungan 1 dan 2)   
Karena Pembeli tidak dicatat, maka kita menggunakan transaksi  yang ke 2 saja, sehingga transaksi yang terjadi akan dicatat di file "JUAL". (Nama file terserah perancang sistem)

Mari kita susun diagram nol-nya.

Ketika "Pembeli" datang, ada 2 kemungkinan  yang akan dilakukannya,  yaitu (1) bertanya keberadaan barang yang akan dibelinya, dan (2)ia mengambil barang-barang yang akan dibelinya dan menyerahkan kepada kasir untuk dihitung berapa yang harus dibayarnya. Apa aksi (proses yang harus dilakukan kasir) untuk kedua kemungkinan tersebut ?.


4.3 Detail Diagram (Diagram Detil) 

Diagram detil adalah diagram yang memungkinkan  proses yang ada di diagram nol lebih diperinci lagi. Misalkan untuk proses 1 di atas.

4.4 Entity/ Relationship Diagram (Diagram E/R)  

Diagram E/R digunakan untuk memperlihatkan hubungan antarfile (data store) yang ada di DFD. Disini, file (data store) disebut dengan entity (entitas). Bagian dari file, yaitu fields, di sini disebut dengan attributes (atribut-atribut). Berikut lambang-lambangnya.


Berikut contoh diagram E/R dalam kasus ini :


Berikut penjelasan atribut-atribut yang digunakan :

Nama File (Entitas)
Nama File (Atribut)
Keterangan
KASIR
NOPEG
Nomor Pegawai

NAMA
Nama Pegawai

ALAMAT
Alamat Pegawai
BARANG
KD_BRG
Kode Barang

NM_BRG
Nama Barang

HARGA
Harga Satuan Barang

STOK
Jumlah Barang Tersedia

MEREK
Merek Barang

JENIS
Jenis Barang
JUAL
NOPEG
Nomor Pegawai

KD_BRG
Kode Barang

NO_KWI
Nomor Kwitansi

JML_BRG
Jumlah Barang Yang dibeli per kode barang

TTL_BYR
Jumlah uang yang dibayar




Atribut-atribut ini disesuaikan dengan kebutuhan oleh perancang sistemnya, misalkan, KASIR boleh saja memiliki atribut tempat dan tanggal lahir "TT_Lahir", tetapi karena atribut itu tidak diperlukan maka tidak perlu dibuat/ditulis. Tetapi harus dipatuhi bahwa setiap atribut yang ada di entitas adalah memang merupakan atribut (identitas) dari entitasnya. Jadi, jangan masukkan atribut "NM_BRG" di atribut KASIR, karena nama barang bukanlah atribut si KASIR.
Entitas "JUAL" adalah entitas  yang merupakan file  transaksi, jadi, (atribut-atribut)  yang tercantum di sana adalah bagian-bagian  transaksi  yang harus dicatat. Adapun atribut NOPEG dan KD_BRG adalah atribut dari entitas lain yang menjadi "jembatan" untuk mengambil atribut-atribut dari master file-nya. (Penjelasan ini ada di bagian berikutnya).
Ada kekuatan hubungan di dalam Diagram  E/R yang dinamakan  dengan derajat kardinalitas (cardinality degree). Ada empat jenis derajat kardinalitas yaitu (1)one to one (dilambangkan dengan 1:1), (2) one  to many (dilambangkan dengan 1:M), (3) many to one (dilambangkan dengan M:1), dan (4) many to many (yang dilambangkan dengan M:M). Untuk menetapkan derajat kardinalitas di atas, ikuti kalimat-kalimat berikut ini :

"Satu KASIR bisa menJUAL satu atau lebih BARANG." Satu atau lebih = Many.

 

Selanjutnya, kalimat yang dibalik :
  "Satu (kode) BARANG bisa diJUAL oleh satu atau lebih KASIR"


Selanjutnya, pilih yang terbesar dari masing-masing sisi :

Kini  kita  dapatkan "M" (many) di kedua sisinya yang berarti derajat kardinalitas relasi tersebut adalah "many to many".  Namun, karena dalam matematika,  nilai M akan selalu sama dengan M, sedangkan belum tentu kalimat (jika nilai M di atas = 10), "Sepuluh KASIR akan selalu menJUAL sepuluh BARANG", maka penulisan M di salah satu sisinya diganti dengan N, tetapi pembacaannya tetap many. Jadi, nilai M dan N bisa jadi sama, dan bisa jadi tidak sama (M = N atau M   N).


4.5 NORMALISASI DATA TINGKAT PERTAMA

Normalisasi data adalah salah satu cara membentuk sebuah file yang efektif dan efisien, sehingga dapat memanfaatkan space memori komputer seoptimal mungkin. Proses normalisasi data juga bertingkat-tingkat, dan di sini hanya akan dibahas mulai tingkat 1 hingga tingkat 3 saja.
Normalisasi data tingkat pertama (First Normal Form/ 1NF) adalah proses penganalisisan setiap  atribut yang ada di semua file yang terbentuk hingga Diagram E/R. Penganalisisan ditujukan agar setiap atribut yang dibentuk  dapat diolah untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan.
Syarat 1NF adalah "setiap atribut harus bersifat atomik" artinya, setiap atribut merupakan unsur terkecil dari identitas entitas (tidak perlu dipecah-pecah lagi). Contoh : akan kita periksa atribut  "NAMA", apakah atribut tersebut sudah atomik?. Misalkan salah satu isi atribut NAMA adalah "Rachmi Hidayat", jika nama itu selamanya akan digunakan demikian, maka atribut tersebut sudah atomik. Tetapi, jika nama itu suatu saat harus dicetak menjadi "Hidayat, Rachmi",  maka  atribut  NAMA tersebut  belum atomik. Bagaimana mencetak "Rachmi Hidayat" menjadi "Hidayat Rachmi"?.
Jadi, jika  di "negara barat", biasanya atribut nama dipecah-pecah menjadi first name(FNAME), middle name (MNAME), dan last name (LNAME), karena memang nama mereka sering dibolak-balik.
Periksa juga atribut-atribut  lainnya, seperti atribut  ALAMAT, perlu tidak dipecah-pecah. Bayangkan saja, jika panjang atribut  ALAMAT 100 karakter, kemudian kita diminta mengirim surat, apa jadinya ketika di amplop  kita print alamat yang panjangnya 100 karakter ?.

4.6 NORMALISASI DATA TINGKAT KEDUA  
Normalisasi data tingkat kedua (second normal form/ 2NF) bersyarat : (1) telah memenuhi 1NF, (2) setiap atribut non key harus tergantung secara fungsional dengan atribut key-nya. Apa itu atribut key dan non key ?.  Key Field (Kunci Atribut)
Kunci atribut adalah atribut yang dipilih untuk dapat mewakili atribut-atribut lain dalam sebuah record yang membedakan dengan record-record lainnya Misalkan, untuk seorang mahasiswa, apa atribut yang bisa mewakili dirinya yang bisa membedakan dengan mahasiswa lainnya ?. 
Jika  dipilih  nama, banyak nama mahasiswa lain yang sama. Jika dipilih tanggal lahir, kemungkinan akan ada yang sama, dan sebagainya. Bagaimana cara menentukannya?.  Super Key (Kunci Super)

Kunci super adalah satu atau beberapa kombinasi atribut yang mungkin dapat dipilih menjadi kunci atribut. Misalkan, File "Mahasiswa" memiliki atribut-atribut : NPM, NAMA, KELAS, ALAMAT, dan TGL_LAHIR, maka atribut-atribut yang bisa dipilih menjadi kunci atribut adalah : 
(1) NPM 
(2) NAMA (dengan syarat tidak ada nama mahasiswa yang sama) 
(3) NPM + NAMA 
(4) NPM + TGL_LAHIR 
(5) NPM + NAMA + TGL_LAHIR  
(6) Dan seterusnya, berbagai kombinasi yang mungkin

Candidate Key (Kunci Calon)
Kunci calon adalah kunci atribut yang merupakan (kumpulan) kunci atribut yang jumlahnya paling sedikit di kunci super. Kita dapatkan dua buah atribut yang merupakan kunci atribut dengan jumlah atributnya tersedikit (1 atribut),yaitu : 
(1) NPM 
(2) NAMA (dengan syarat tidak ada nama mahasiswa yang sama)  

Primary Key (Kunci Utama), yang sering disebut dengan key field.
Adalah kunci kandidat yang dipilih untuk dijadikan key field. Pemilihan dilakukan dengan mempertimbangkan kemungkinan yang tidak akan pernah sama, maka kunci atribut  yang dipilih adalah NPM.  

Alternate Key (Kunci Alternatif) 
Kunci alternatif adalah kunci kandidat yang tidak terpilih menjadi primary key, dalam hal ini, NAMA.  

Foreign Key (Kunci Tamu) Adalah kunci utama dari file (master) lain yang digunakan di file (transaksi). Kunci atribut tersebut digunakan sebagai "jembatan" untuk mengambil nilai data dari atribut-atribut lain. Perhatikan Diagram E/R berikut ini (dari kasus sebelumnya) :


Di master file (entity) KASIR, kunci utamanya : NOPEG (nomor pegawai) 
Di master file (entity) BARANG, kunci utamanya : KD_BRG (kode barang) 
Di transaction file (relationship) JUAL, 
kunci utamanya : NO_KWI (nomor kwitansi)                                                           kunci tamunya   : NOPEG dan KD_BRG

NOPEG sebagai kunci tamu di JUAL digunakan untuk menganbil nilai data atribut NAMA dan ALAMAT di file KASIR. KD_BRG sebagai kunci tamu di JUAL digunakan untuk mengambil nilai data NM_BRG, HARGA, dan berbagai atribut di file BARANG, sehingga bisa diketahui barang tertentu dijual oleh kasir yang mana.

Kembali ke 2NF, kata "tergantung secara fungsional" menurut pengertiannya adalah (untuk contoh kasus file KASIR yang kunci atributnya NOPEG) : "jika NOPEG berubah, maka harus pasti orangnya (NAMA, dan ALAMAT si Kasir) berubah pula". Meski demikian, bisa saja alamatnya tidak berubah karena dua orang kasir tinggal di alamat yang sama, itu tidak masalah.

Kasus di atas sudah memenuhi syarat 2NF. Contoh jika belum memenuhi syarat 2NF adalah jika pada file BARANG terdapat atribut NAMA (kasir), atau TGL_BYR (tanggal bayar di JUAL), dan berbagi contoh lainnya yang pada satu file terdapat atribut yang tidak semestinya dapat dijadikan atribut file tersebut. 

4.7 NORMALISASI DATA TINGKAT KETIGA 

Normalisasi data tingkat ketiga (third normal form/3NF) bersyarat : (1) telah memenuhi 2NF, (2) setiap atribut non key tidak boleh tergantung dengan atribut non key lainnya (tidak boleh terjadi ketergantungan transitif).  
Contoh transitif : 
Jika A -> B, dan B -> C, maka sudah pasti A -> C. 

Kebetulan, di kasus di atas tidak ada atribut yang bersifat transitif.
Contoh atribut yang bersifat transitif. 
Jika A = NPM, B = KODE_POS, dan C = KOTA yang misalnya ada di file MAHASISWA, maka file tersebut harus dipecah menjadi, file 1(MAHASISWA) berisi atribut NPM, dan KODE_POS, dan file 2 (KODEPOS) berisi atribut KODE_POS dan KOTA.

PEMROGRAMAN

Setelah perancangan sistem dibuat(oleh system analys), maka kini giliran programmer membuat programnya. File data yang harus dibuat sesuai dengan data store yang tercipta di DFD, atau entitas di ERD, dan atribut-atributnya mengikuti hasil final proses normalisasi data.
Program yang dibuat mengikuti langkah-langkah proses yang ada di DFD zero dan detil, selain itu ditambah lagi dengan program umum untuk filing, yaitu Input (memasukkan data, menyisipkan data, dan menambah data), Proses (menghapus, mengganti, mengolah, dsb.), Output (membuat laporan/sesuai DFD, menampilkan data, dsb.).
Selain perancangan sistem di atas, programmer perlu memanfaatkan alat-alat bantu lain, seperti kamus data (data dictionary) yang berfungsi untuk mendefinisikan setiap elemen data, sehingga dapat mencegah data yang salah yang dimasukkan ke komputer. Misalkan, program harus mengecek apakah isian tentang NPM sudah benar, jangan sampai user mengetik misalkan NPM dengan awalan karakter '9' karena NPM di STMIK Sumedang maksimal karakter '8', dan sebagainya. Perlu juga HIPO chart, Flowchart, dan sebagainya untuk menyusun algoritma dan logika pemrograman. Perlu juga melakukan rancangan bentuk input (input design), dan output (output design) agar tampilan yang dihasilkan program tampak indah, menarik, dan komunikatif.

KESIMPULAN

Merancang suatu sistem administrasi komputer adalah pekerjaan yang tidak ringan yang biasanya dilakukan secara berkelompok, sehingga tidak boleh main-main dan diperlukan kedisiplinan waktu dan konsentrasi. Banyak software house kini mengambil bisnis ini, dan bagi mereka yang belum berpengalaman, kesulitan utama yang muncul  adalah (1)koordinsasi anggota, (2)estimasi waktu pengerjaan proyek, dan (3)estimasi biaya.

Demikian  artikel  tentang APSI, semoga  artikel  yang  anda  baca  diatas  dapat  memebantu  anda  memahami  tentang  apa  dan  bagaimana  melakukan  analisis dan perancangan sistem.
Share: