Thursday, January 30, 2014

Membuat Trigger di MySQL

Dalam pembahasan kali ini saya akan menjelaskan tentang pembuatan trigger di mysql, sama seperti pembahasan sebelumnya pembahasannya dibagi dalam 4 poin berikut :
1 Pendahuluan  
2 Pembuatan Trigger
3 Referensi "Old" dan "New"
4 Contoh penggunaan : Trigger after delete 
5 Sumber Referensi 

Untuk pembahasan lebih  jelasnya, saya lampirkan materi beserta contohnya. silahkan download materi tentang pembuatan trigger di MySQL berikut ini :

Membuat Trigger di MySQL 

Sekian postingan tentang trigger, semoga bisa bermanfaat dan memberi pemahaman tentang fungsi kegunaan trigger.

Share:

Tuesday, January 28, 2014

Membuat Stored Procedure di MySQL

Dalam pembahasan kali ini saya akan menjelaskan tentang stored procedur di mysql, untuk pembahasannya dibagi dalam 4 poin berikut :
 
1 Pendahuluan  
2 Pembuatan Stored Procedure  
3 Contoh Penggunaan  
4 Sumber Referensi 

Untuk pembahasan lebih  jelasnya, saya lampirkan materi beserta contohnya. silahkan download materi tentang pembuatan stored procedure di MySQL berikut ini :

Membuat SP di MySQL

Semoga materi tentang Stored Procedure diatas bisa bermanfaat bagi para pembaca.
Terima kasih atas kunjungannya di blog ini.



Share:

Sunday, January 26, 2014

Apa itu Basis Data

Seringkali kita mendengar tentang kata basis data, bahkan hampir setiap haripun tanpa disadari kita sering menggunakannya.

Berikut postingan dibawah ini menjelaskan tentang penjelasan apa itu basis data dan penjelasan tentang konsep dasar basis data itu sendiri.
Selamat membaca, semoga bermanfaat.

Basis data (database) dapat dibayangkan sebagai sebuah lemari arsip. Jika kita memiliki sebuah lemari arsip dan bertugas untuk mengelolanya, maka kemungkinan besar kita akan melakukan hal-hal seperti : memberi map pada kumpulan arsip yang akan disimpan, menentukan kelompok arsip, memberi penomoran dengan pola tertentu yang nilainya unik pada setiap map, lalu menempatkan arsip-arsip tersebut dengan urutan tertentu didalam lemari. Kalaupun hal-hal tersebut tidak seluruhnya dilakukan, paling tidak, semua lemari arsip menerapkan suatu aturan tertentu tentang bagaimana keseluruhan arsip-arsip tadi disusun. Yang paling sederhana, tentu menyusun arsip-arsip tadi sesuai kedatangannya (kronologisnya) dan tanpa pengelompokan. Hampir tidak akan pernah kita jumpai adanya lemari arsip yang tidak memiliki aturan dalam penyusunan arsip-arsip di dalamnya.

Bahkan untuk sebuah lemari buku atau baju pun, secara alamiah, kita seringkali menerapkan suatu aturan tertentu dalam menyusun buku-buku atau baju-baju itu di dalam sebuah lemari.

Upaya penyusunan ini memang baru kita lakukan jika kita rasakan, bahwa buku atau baju tersebut sudah cukup banyak.

Mengapa hal-hal itu kita lakukan? jawabannya sederhana yaitu kita berharap agar pada suatu nanti, sewaktu kita bermaksud untuk mencari dan mengambil kembali arsip atau buku atau baju dari lemari masing-masing, kita dapat melakukannya dengan mudah dan cepat.
Dan itulah pula yang menjadi alasan awal tentang perlunya basis data.

Definisi

Basis Data terdiri atas 2 kata, yaitu Basis dan Data. Basis kurang lebih dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang/berkumpul. Sedangkan Data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai,siswa,pembeli,pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya, yang diwujudkan dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya.

Sebagai suatu kesatuan istilah, basis data (database) sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang berikut seperti :

  • Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.
  • Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redundansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
  • Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis. Untuk selanjutnya didalam artikel ini, akan menggunakan istilah tabel (Table), sebagai komponen utama pembangunan basis data.

Basis data dan lemari arsip sesungguhnya memiliki prinsip kerja dan tujuan yang sama. Prinsip utamanya adalah pengaturan data/arsip, dan tujuan utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali data/arsip. Perbedaannya hanya terletak pada media penyimpanan yang digunakan. Jika lemari arsip menggunakan lemari dari besi atau kayu sebagai media peyimpanan, maka basis data menggunakan media penyimpanan elektronis seperti cakram magnetis (magnetic disk atau disingkat sebagai disk saka). Hal ini merupakan konsekuensi yang logis, karena lemari arsip langsung dikelola oleh manusia, sementara basis data dikelola melalui perantara mesin pintar elektronis (yang kita kenal sebagai komputer). Perbedaan media ini yang selanjutnya melahirkan perbedaan-perbedaan lain yang menyangkut jumlah dan jenis mode yang dapat digunakan dalam upaya peyimpanan.



Gambar Lemari Arsip dan Basis Data

Satu hal yang juga harus diperhatikan, bahwa basis data bukan hanya sekedar penyimpanan data secara elektronis (dengan bantuan komputer). Artinya, tidak semua bentuk penyimpanan data secara elektronis bisa disebut basis data. Kita dapat menyimpan dokumen berisi data dalam file teks (dengan program pengolah kata), file spread sheet, dan lain-lain, tetapi tidak bisa disebut sebagai basis data. Hal ini, karena di dalamnya tidak ada pemilahan dan pengelompokkan data sesuai jenis data. Kelak ketika file-file tersebut sudah banyak, maka situasi ini tentu akan menyulitkan pencarian data tertentu. Yang sangat ditonjolkan dalam basis data adalah pengaturan, pemilahan, pengelompokkan, pengorganisasian data yang akan kita simpan sesuai fungsi/jenisnya. Pemilahan, pengelompokkan, pengorganisasian ini dapat berbentuk sejumlah tabel terpisah atau dalam bentuk pendefinisian kolom-kolom (field) data dalam setiap tabel.

Artikel diatas sedikit menjelaskan tentang pengertian konsep basis data, ternyata basis data itu sangat diperlukan untuk penyimpanan data supaya data bisa mudah di kelompokkan, di pilah, dan diatur sesuai dengan kebutuhan kita.
Share:

Friday, January 24, 2014

Perancangan Sistem Basis Data Inventory Furniture Bagian 2

Postingan ini membahas lanjutan tentang Perancangan Sistem Basis Data Inventory Furniture Bagian 1. Untuk pembahasannya, pada artikel ini dijelaskan tentang pembuatan ER-Diagram Versi Yourdon dengan menggunakan Software Power Designer 6, dan membahas tentang normalisasi tabel.
Berikut dibawah ini penjelasan lebih lengkap dijelaskan pada bagian 2.  

Perancangan Basis Data Fisik
(Hasil Generate Power Designer Data Architect)


Penjelasan :
  • Primary key antara Stok Barang dengan Penjualan yang digunakan Kode Barang, karena dalam relasinya Stok Barang ke Penjualan menggunakan relasi one to many.  
  • Primary key antara Penjualan dengan Barang Keluar yang digunakan Kode Penjualan, karena dalam relasinya Penjualan ke Barang Keluar menggunakan relasi many to one.  
  • Primary key antara Stok Barang dengan Pembelian yang digunakan Kode Barang, karena dalam relasinya Stok Barang ke Pembelian menggunakan relasi one to many.  
  • Primary key antara Pembelian dengan Barang Masuk yang digunakan Kode Pembelian, karena dalam relasinya Pembelian ke Barang Masuk menggunakan relasi many to one.

Normalisasi  
Normalisasi merupakan suatu proses untuk mendapatkan struktur tabel atau relasi yang efisien dan bebas dari anomaly, dan mengacu pada cara data item dikelompokkan ke dalam struktur record, Normalisasi juga merupakan proses pembentuka struktur basis data sehingga sebagian besar kerancuhan data bisa dihilangkan.Normalisasi  Normalisasi merupakan suatu proses untuk mendapatkan struktur tabel atau relasi yang efisien dan bebas dari anomaly, dan mengacu pada cara data item dikelompokkan ke dalam struktur record, Normalisasi juga merupakan proses pembentuka struktur basis data sehingga sebagian besar kerancuan data bisa dihilangkan.


Tabel tidak terormalisasi. Bentuk tidak ternormalisasi dari kasus mengenai struk penjualan barang, adalah sebagai berikut : 


1NF - Bentuk Normal Pertama  
Pada bentuk normal pertama, setiap perpotongan baris dan kolom hanya memiliki satu nilai. Bentuk normal pertama juga tidak memperkenalkan adanya atribut bernilai banyak dan atribut komposit. 


2NF - Bentuk Normal Kedua  
Bentuk normal kedua terpenuhi jika sudah memenuhi bentuk normal pertama dan semua atribut selain primary key secara utuh memiliki memiliki keterkaitan antar atribut terhadap primary key. Jika terdapat atribut yang tidak memiliki ketergantungan terhadap primary key, maka atribut tersebut harus dipindah atau dihilangkan.


3NF - Bentuk Normal Ketiga  
Bentuk normal ketiga akan terpenuhi jika sudah memenuhi bentuk 2NF dan tidak ada atribut non primary key yang memiliki ketergantungan terhadap atribut non primary key yang lain(ketergatungan transitif).


Dalam hal ini pada tahap kedua Tabel Struk dibagi lagi menjadi tabel yang berbeda dengan primary key yang sama, namun memiliki atribut non primary key yang berbeda sesuai dengan fieldnya. 


KESIMPULAN

Dari hasil sistem yang telah kami buat tentang sistem pergudangan dalam sebuah furniture, kami menyimpulkan bahwa :
  • Proses utama dalam sistem pergudangan ini adalah proses barang masuk yaitu proses pembelian dan proses barang keluar yaitu proses penjualan. 
  • Dengan dibuatnya sistem pergudangan yang ada di furniture ini dapat mempermudah dalam mengelola data barang baik data stok barang di gudang , barang masuk dan keluar tanpa terjadi kesalahan informasi data.  
  • Dengan dibuatnya sistem pergudangan yang ada di furniture ini diharapkan tidak lagi mengalami kesalahan hitung dalam pengelolaan sistem, baik dalam proses stok barang, proses penjualan, proses barang keluar, proses pembelian, serta proses barang masuk. 

Demikian sedikit  penjelasan tentang perancangan sistem basis data inventory dengan menggunakan Power Designer, untuk mendapatkan laporan perancangan diatas secara lengkap silahkan bisa menghubungi kontributor atau penulis.
Terima Kasih, semoga bermanfaat
Share:

Konsep Dasar Sistem, Informasi, dan Sistem Teknologi Informasi Bagian 1

Dalam postingan ini akan dibahas tentang konsep dasar sistem, informasi, dan sistem teknologi informasi. Artikel ini membahas bagian ke 1 tentang konsep dasar, untuk pemahaman lebih lanjut akan dijelaskan berikut.

1. Pendahuluan

Sistem Informasi merupakan suatu sistem yang tujuannya menghasilkan informasi. Sebagai suatu sistem, untuk dapat memahami sistem informasi, akan lebih baik jika konsep dari sistem itu dipahami terlebih dahulu. Demikian juga sebagai sistem penghasil informasi, maka konsep informasi perlu dipahami terlebih dahulu. artikel ini akan membahas pemahaman konsep dasar dari sistem dan informasi.

Artikel ini juga akan membahas komponen dari sistem informasi. Beberapa penulis memberikan komponen-komponen dari sistem informasi berbeda-beda dan tidak mempunyai dasar konsep yang jelas mengapa komponen-komponennya harus seperti itu. Komponen-komponen dari sistem informasi tidak boleh kurang, karena jika komponennya kurang, maka sistem informasi tersebut tidak akan mencapai tujuannya. Komponen-komponen dari sistem informasi juga tidak boleh berlebihan, karena akan tidak terpakai dan memboroskan. Oleh karena itu, komponen-komponen dari sistem informasi harus tepat jumlah dan macamnya. Artikel ini akan menjelaskan komponen-komponen yang dibutuhkan oleh sistem informasi untuk mencapai tujuan dari sistem informasi tersebut.

2. Konsep Dasar Sistem

Manusia hidup didunia yang penuh dengan sistem. Lihat disekeliling anda, maka apa yang anda lihat sebenarnya adalah kumpulan dari sistem-sistem. Misalnya adalah sistem penerimaan mahasiswa baru, sistem perkuliahan, sistem perguruan tinggi, sistem perekonomian, sistem bisnis, sistem peredaran bumi, sistem transportasi dan lain sebagainya. Lihat juga diri kita sendiri, maka apa yang kita miliki juga merupakan kumpulan dari sistem-sistem, misalnya sistem pencernaan makanan, sistem pernapasan, sistem peredaran darah dan lain sebagainya. Demikian juga dengan sistem informasi yang juga merupakan suatu sistem. Oleh karena itu, pemahaman suatu sistem terlebih dahulu akan sangat membantu di dalam pemahaman sistem informasi.

Sistem (system) dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Contoh sistem yang di definisikan dengan pendekatan prosedur ini adalah sistem akuntansi. Sistem ini didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur penerimaan kas, pengeluaran kas, penjualan, pembelian dan buku besar.

Dengan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh sistem yang didefinisikan dengan pendekatan ini misalnya adalah sistem komputer yang di definisikan sebagai kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak.
Kedua pendekatan ini adalah benar. Tidak ada pendekatan yang salah, beberapa ahli memilih salahsatu dari pendekatan ini untuk memudahkan menggambarkan sebuah sistem. Untuk sistem yang lebih menekankan pada prosesnya, pendekatan prosedur akan lebih mengena untuk menggambarkan sistem tersebut. Untuk sistem yang fisiknya lebih terlihat, pendekatan komponen akan lebih jelas digunakan untuk menggambarkan sistemnya.

Sebagai ilustrasi misalnya adalah sebuah mobil. Untuk menggambarkan dan menjelaskan mobil kepada orang yang belum pernah melihat dan mengenalnya, pendekatan komponen mungkin akan lebih mengena. Jika dijelaskan dengan pendekatan prosedur, maka suatu mobil sebagai suatu sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur seperti misalnya membuka pintunya, angkat kaki kiri masuk ke dalam mobil, kemudian angkat kaki kanan untuk masuk ke dalam mobil sehingga dapat duduk dibelakang kemudi, menghidupkan mesin, memasukkan gigi persneling dan menjalankan. Jika dijelaskan dengan pendekatan komponen, maka suatu mobil dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen-komponen kerangka mobil, bodi mobil, tempat duduk, dashboard, mesin, kemudi dan empat rodanya yang bekerja bersama-sama membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuannya, yaitu membawa penumpang dari satu tempat ke tempat yang lain dengan aman dan nyaman.

Dari kedua definisi diatas, maka orang yang belum pernah melihat mobil akan lebih mudah membayangkan seperti apa mobil itu melalui pendekatan komponen dibandikan melalui pendekatan prosedur. Sebagai pembuktiannya, untuk mengetes apakah orang tersebut sudah dapat membayangkan seperti apa mobil itu, orang tersebut dapat diminta untuk membuatkan miniatur mobil seperti apa yang sudah dipahaminya. Jika dia memahami komponen-komponennya, maka orang tersebut akan lebih mudah membuat miniatur mobil dengan membuat masing-masing komponennya dan merangkainya bersama-sama untuk membentuk suatu mobil. Jika yang dipahaminya adalah prosedurnya, maka akan sangat sulit bagi orang tersebut untuk membuat miniatur mobil tersebut, karena tidak mudah untuk merancang "angkat kaki kiri masuk ke dalam mobil, kemudian angkat kaki kanan untuk masuk ke dalam mobil sehingga dapat duduk di belakang kemudi" menjadi suatu miniatur mobil.

Dari ilustrasi diatas, maka suatu sistem seperti sistem informasi akan lebih mudah dipahami dan dirancang jika didekati dengan pendekatan komponen. Pendekatan komponen merupakan pendekatan yang relatip baik digunakan untuk menjelaskan suatu sistem informasi. Akan tetapi penggunaan pendekatan komponen ini mempunyai kelemahan. Kelemahan utama penggunaan pendekatan ini adalah jika komponen-komponen dari sistem tidak dapat diidentifikasi dengan jelas. Satu komponen saja tidak teridentifikasi, maka akan gagal untuk menggambarkan sistem itu dengan baik dan sistem tersebut tidak akan dapat mencapai tujuannya.


3. Tujuan Sistem Informasi
Tujuan dari Sistem Informasi Adalah menghasilkan informasi. Informasi (information) adalah data yang di olah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya. Misalnya seorang asing dari luar negeri membutuhkan informasi tentang temperatur dari suatu ruangan dan menanyakannya kepada anda. Dari termostat yang ada menunjukkan bahwa temperatur ruangannya adalah sebesar 200C. Anda mengatakan kepadanya bahwa temperaturnya adalah 20 Derajad Celcius. Akan tetapi dia mengatakan itu bukan sebagai informasi untuknya, karena dia tidak tahu berapa 200C tersebut. Nilai 200C ini masih merupakan data bagi dia dan perlu diolah terlebih dahulu untuk menjadi informasi. Dengan menggunakan model matematis, yaitu F = 1,8 x C + 32, maka besarnya temperatur ruangan tersebut dalah Fahrenheit adalah sebesar 1,8 x 20 + 32 = 680F. Nilai ini sekarang sudah merupakan informasi bagi dia, karena nilai ini merupakan nilai yang dipahaminya dan berguna untuknya.

Data yang diolah saja tidak cukup dapat dikatakan sebagai suatu informasi. Misalnya kemudian, teman anda menanyakan kembali temperatur ruangan tersebut. Anda menjawab bahwa temperaturnya adalah 680F. Dia mengatakan bahwa itu bukan informasi bagi dia, karena dia tidak mengerti satuan Fahrenheit. Anda mendesak bahwa itu sudah merupakan suatu informasi, karena anda berargumentasi bahwa nilai itu merupakan data, yaitu 200C, yang telah diolah sebelumnya dengan menggunakan model matematis F = 1,8 x C + 32. Walaupun nilai 680F merupakan hasil dari pengolahan data, tetapi tidak berguna bagi teman anda yang hanya faham dengan satuan Celcius. Nilai dalam fahrenheit tersebut harus diolah kembali menjadi nilai Celcius. Oleh karena itu, data yang diolah saja belum tentu cukup menjadi suatu informasi. Untuk menjadi suatu informasi, maka data yang diolah tersebut harus berguna bagi pemakainya.

Untuk dapat berguna, maka informasi harus didukung oleh tiga pilar sebagi berikut : taat kepada orangnya atau relevan(relevance), tepat waktu(timeliness) dan tepat nilainya atau akurat(accurate). Keluaran yang tidak didukung oleh ketiga pilar ini tidak dapat dikatakan sebagai informasi yang berguna, tetapi merupakan sampah (garbage).
Gambar 1

Sebagai contoh, misalnya anda adalah seorang manajer keuangan suatu perusahaan. Anda meminta informasi keuangan kepada bagian sistem informasi dan bukannya anda mendapatkan informasi tentang keuangan, tetapi yang anda peroleh adalah laporan tentang karyawan-karyawan yang terlambat datangnya. Anda mengatakan bahwa laporan yang anda terima ini bukan informasi(information) tetapi sampah(garbage). Laporan ini bukan informasi bagi anda, karena tidak berguna bagi anda. Laporan ini tidak berguna karena tidak relevan (relevance) bagi anda. Laporan semacam ini mungkin merupakan informasi yang relevan untuk manajer bawah di bagian sumber daya manusia, tetapi tidak relevan untuk manajer keuangan seperti anda.

Anda kemudian mengembalikan laporan ini dan berpesan bahwa ini tidak sesuai untuk anda, yang anda butuhkan adalah informasi keuangan tentang arus kas. Seminggu kemudian, bagian sistem informasi menyerahkan laporan yang anda minta ini. Setelah anda lihat, laporan ini memang yang anda butuhkan, yaitu laporan arus kas perusahaan. Akan tetapi anda mengatakan lagi bahwa ini masih sampah, karena masih belum berguna bagi anda. Laporan ini anda anggap terlambat dan tidak tepat waktunya(timeliness), karena anda membutuhkannya minggu kemarin tetapi diterima sekarang. Laporan ini anda butuhkan untuk melihat jumlah dana yang masih menganggur di perusahaan dan akan dimasukkan ke investasi saham. Keterlambatan seminggu dari laporan ini sangat fatal, karena harga-harga saham dan kondisi perekonomian selama seminggu sudah sangat besar perubahannya.

Anda kemudian mengembalikan lagi laporan ini dan berpesan kembali bahwa besok jika anda membutuhkan laporan harus segera diberikan tepat waktunya. Bagian sistem informasi kemudian merespon ini dengan sangat cepatnya. Pada waktu anda membutuhkan laporan, bagian sistem informasi langsung menyediakannya bagi anda. Akan tetapi lagi-lagi anda mengatakan bahwa laporan ini masih belum menjadi informasi bagi anda, tetapi masih sampah. Anda beralasan bahwa laporan ini masih belum berguna bagi anda, karena banyak nilai yang masih tidak akurat(accurate), sehingga dapat menyesatkan pengambilan keputusan yang akan anda ambil.

Dari ilustrasi diatas, terlihat bahwa menghasilkan informasi merupakan hal yang tidak mudah. Banyak sistem informasi yang gagal dalam penerapannya, karena sebenarnya sistem tersebut bukan sistem informasi, tetapi adalah sistem sampah. Sistem sampah ini tidak menghasilkan informasi, tetapi menghasilkan sampah. Jika yang dihasilkan adalah sampah, maka hasil dari sistem ini tidak akan digunakan oleh pemakainya, karena merupakan hasil yang tidak berguna. Untuk menjadi sistem informasi, maka hasil dari sistem itu harus berupa informasi yang berguna, yaitu harus memenuhi ketiga kriteria relevan, tepat waktu dan akurat. Satu saja kriteria ini tidak dipenuhi, maka hasil sistem tersebut adalah sampah.

Sekian dulu artikel yang saya buat tentang Konsep Dasar Sistem, Informasi, dan Sistem Teknologi Informasi untuk pembahasan selanjutnya akan dibahas pada bagian ke 2, semoga artikel ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Share:

Thursday, January 23, 2014

Perancangan Sistem Basis Data Inventory Furniture Bagian 1

Salahsatu postingan saya berikutnya adalah tentang perancangan sistem basis data inventory furniture. Dalam hal ini pembahasan yang dilakukan meliputi pembuatan context diagram, diagram zero, entity relationship diagram, normalisasi. 
Dalam artikel ini dibagi dalam beberapa poin yaitu : pendahuluan, pembahasan, dan kesimpulan.
Berikut dibawah ini garis besar pembahasan sistem basis data inventory furniture.

Pendahuluan
Gudang merupakan sebuah tempat untuk menyimpan barang, di dalam gudang banyak kejadian barang yang terjadi mulai dari ketersediaa stok barang, barang masuk gudang dan barang keluar gudang, maka jika digunakan metode manual untuk pengolahan data dengan banyaknya barang yang ada dan keluar masuk gudang mengakibatkan terjadinya data yang tidak benar dan kesalahan data. Banyak kekurangan yang ada pada metode manual mulai dari kesalahan data, waktu yang dibutuhkan lama, keakuratan data, bertambahnya pekerja. 
Dari hasil analis di atas sehingga perlu dibuat suatu sistem data yang baik dan tersusun supaya tercipta keterkaitan yang baik. Dengan adanya teknologi komputerisasi mempermudah pengecekan barang yang ada di gudang, jumlah pemebelian dan penjualan yang berpengaruh pada data masuk dan keluar barang pun dapat diketahui serta dapat di data. 

Batasan Masalah  
Batasan Masalah dari bahasan masalah kami adalah : 
  • Proses kegiatan pengolahan data keluar masuknya barang pada gudang sebuah Inventory. 
  • Pembuatan laporan penjualan barang dan laporan pembelian barang dari data yang sudah diinput.  
  • Hanya membahas tentang seputar keluar masuknya barang pada gudang. 
  • Barang yang keluar masuk di gudang adalah barang berbentuk fisik, dalam hal ini adalah furniture atau barang mebel misalahnya lemari, kursi, meja dan lainnya.  
  • Ketersediaan stok di gudang berpengaruh pada proses pembelian dan penjulan.
Tujuan  
Tujuan dari pembuatan sistem Inventory atau pergudangan ini adalah :  
  • Inti dari sistem yang dibuat adalah untuk mengetahui sistem barang masuk dan barang keluar yang sedang berjalan di gudang Furniture. 
  • Untuk merancang sistem informasi barang masuk dan barang keluar di gudang Furniture. 
  • Untuk menginplementasikan sistem informasi barang keluar dan barang masuk di gudang Furniture. 
  • Mempercepat dalam pembuatan laporan sehingga laporan dapat diberikan kepada pimpinan tepat waktu.

Manfaat  
Manfaat dari pembuatan sistem gudang ini adalah :  
  • Sistem yang dibuat secara komputerisasi sehingga membuat hasil kerja yang lebih baik. 
  • Data yang disimpan lebih aman. 
  • Menghemat waktu dalam pengecekan barang.  
  • Pembuatan laporan barang masuk dan barang keluar lebih akurat.

Pembahasan
Diagram Konteks

Penjelasan :  
  • Bagian Gudang. Stok Barang, jumlah stok barang yang akan di jual dan jumlah stok barang terhadap persediaan gudang yang harus di beli. Barang Masuk, barang yang masuk atas pembelian ke Supplier. 
  • Pembeli. Pembelian, nama barang, jumlah pembelian yang tesedia dalam gudang. Barang Keluar, dimana barang yang keluar dari gudang yang memeuhi pesanan Pembeli. 
  • Supplier. Pengiriman Barang, dari hasil pemesanan gudan yang berpengaruh pada barang masuk gudang. Pemesanan Barang, dimana pemesanan barang dari ketersediaan di gudang. 
  • Manajer. Penerimaan Laporan dari kinerja gudang, baik dalam data penjualan, barang masuk, stok barang, pembelian, dan barang keluar.

Data Flow Diagram (DFD Level 0)


Penjelasan : 
  • Proses Barang Keluar. Pembeli membeli suatu barang terjadi penjualan, pengecekan terhadap gudang(tersedia) pada stok barang, pembayaran maka barang ke pembeli terjadi barang keluar. Jika barang tidak tersedia maka gudang akan memesan terlebih dahulu kepada supplier, dilakukan transaksi pembayaran, maka barang dikirim kegudang. 
  • Proses Barang Masuk. Ketersediaan stok barang digudang, memesan barang sesuai data stok barang terjadi pembelian, proses registrasi, pengiriman barang ke gudang terjadi barang masuk. 
  • Semua laporan baik penjulan, barang masuk, stok barang, pembelian, dan barang keluar dilaporkan kepada manajer.  

Entity Relationship Diagram (ER-Diagram) Versi Martin





Penjelasan : 
  • 1 Stok Barang (Primary Key: Kode Barang) Menjual Banyak Penjualan (Primary Key: Kode Transaksi Penjualan)  
  • Banyak Penjualan (Primary Key: Kode Transaksi Penjualan) Memiliki 1 Barang Keluar(Primary Key: Kode Penjualan)  
  • 1 Stok Barang (Primary Key: Kode Barang) Menjual Banyak Pembelian (Primary Key: Kode Transaksi Pembelian)  
  • Banyak Pembelian (Primary Key: Kode Transaksi Pembelian) Memiliki 1 Barang Masuk(Primary Key: Kode Pembelian) 

Untuk pembahasan  perancangan basis data fisik akan dilanjutkan pada postingan berikutnya.
Share: